Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ekonom Setuju
PMN Hanya Untuk BUMN Yang Ditugasi Pemerintah
Minggu, 26 Juni 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perusahaan pelat merah membeberkan rencana pemanfaatan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2023 kepada DPR. Suntikan dana ini diyakini mampu menjaga performa BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Sekaligus menjalankan penugasan yang diberikan Pemerintah.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengamini, salah satu tanggung jawab BUMN harus memastikan program-program Pemerintah bisa terealisasi.
Namun terkadang, kata Piter, penugasan tersebut perlu didukung melalui PMN demi menghindari kerugian yang mungkin dialami perusahaan.
Baca juga : Ekonom: BUMN Perlu Turun Tangan Atasi Minyak Goreng
“PMN itu selalu kaitannya dengan penugasan. Kalau tidak ditugasi (namun tetap menjalankannya), dikhawatirkan mereka menanggung rugi. Sehingga BUMN tidak mau menjalankan bila berisiko tinggi dan mengganggu keuangan,” jelas Piter kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sehingga pemberian PMN sangat penting untuk menjaga cash flow perusahaan pelat merah yang mendapat penugasan Pemerintah.
Misalnya PMN untuk sektor kelistrikan, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, yang saat ini mengalami tekanan akibat kenaikan harga energi, seperti minyak dan batu bara.
Baca juga : Ini Profil Pemain Argentina Yang Gabung Bersama Persita
“Untuk PLN pasti butuh PMN. Karena ada beban listrik subsidi. Ada penugasan di situ. Harga energi sekarang naik, sementara kita nggak mau harga listrik naik. Mau tak mau, pasti ada bantuan dari Pemerintah,” kata dosen Perbanas Institute ini.
Begitu juga sektor aviasi dan pariwisata. Menurutnya, ini menjadi salah satu sektor andalan Pemerintah untuk membangkitkan kembali perekonomian Indonesia, pascaterdampak pandemi Covid-19.
Selain itu, BUMN sektor pangan juga membutuhkan dukungan yang sama dari Pemerintah. Mengingat kondisi global saat ini masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya gejolak harga pangan.
Baca juga : Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Digital Butuh Dukungan Pemerintah, Publik Dan BUMN
Padahal Indonesia kerap mengimpor sejumlah komoditi pangan yang dibutuhkan.
“Kita tahu, India melarang ekspor gandum dan gula. Tidak menutup kemungkinan banyak komoditi pangan yang langka dan harganya mahal. Kita harus mengantisipasi itu,” tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya