Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sri Mulyani Bicara Ancaman Resesi

RI Nggak Bakal Seperti Sri Lanka

Kamis, 14 Juli 2022 07:54 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Instagram/smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Instagram/smindrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka hingga membuat negara tersebut bangkrut, jadi kekhawatiran dunia. Di dalam negeri, kalangan oposisi bahkan paling kencang menggoreng isu yang terjadi di Sri Lanka akan menular ke sini. Namun, kekhawatiran itu ditepis Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Menkeu menjamin RI nggak bakal seperti Sri Lanka. Syukurlah...

Usai Sri Lanka dinyatakan bangkrut dan mengalami goncangan politik yang begitu dahsyat, dunia kini dilanda kekhawatiran besar. PBB juga sudah merilis laporan bertajuk Crisis Response Group bulan lalu. Laporan itu menyebutkan, lebih dari separuh negara termiskin di dunia terlilit utang dan berisiko tinggi dalam kesulitan dan bangkrut seperti Sri Lanka.

Ada 10 negara yang diramal PBB berpotensi bangkrut karena kondisi ekonominya sedang sakit. Untungnya, dari 10 negara yang berpotensi bangkrut itu, tidak ada nama Indonesia.

Baca juga : Dunia Terancam Resesi, Rupiah Lemes

Namun, survei yang dirilis Bloomberg baru-baru ini, membawa kabar yang tidak baik bagi Indonesia. Dari daftar 15 negara Asia yang berpotensi mengalami resesi ekonomi, Indonesia masuk di dalamnya dan berada di peringkat 14 dengan persentase 3 persen.

Sementara itu, Sri Lanka berada di posisi pertama dengan persentase 85 persen, Selandia Baru 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen, China 20 persen, Hong Kong 20 persen. Selanjutnya, Australia 20 persen, Taiwan 20 persen, Pakistan 20 persen, Malaysia 13 persen, Vietnam 10 persen, Thailand 10 persen, Filipina 8 persen, Indonesia 3 persen, dan India 0 persen.

Menanggapi ancaman resesi itu, Sri Mul menanggapinya dengan santai. Menurutnya, potensi resesi tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Apalagi, angkanya masih di level 3 persen. Kecuali jika kondisinya sudah di atas 70 persen. Sebagaimana Sri Lanka yang potensi resesinya sudah menembus 85 persen.

Baca juga : Arjuna dan Garuda Bakal Bersepeda Dari Jakarta Hingga Semarang

"Saya paham, anda akan menanyakan itu terus-menerus. Saya rasa, sebaiknya media melihat saja faktual mengenai tadi, background setiap negara," kata Sri Mul, saat konferensi pers rangkaian Jalur Keuangan G20 di Nusa Dua, Bali, kemarin.

Background setiap negara, sebut Sri Mul, bisa dilihat dari sisi kinerja pertumbuhan ekonomi, kinerja inflasi, neraca pembayaran, kinerja APBN, kinerja kebijakan moneter, inflasi nilai tukar, kinerja korporasi, hingga kinerja dari kondisi rumah tangga. "Apakah konsumsinya naik, segala macam," sambungnya.

Meskipun kondisi ekonomi RI tidak mengkhawatirkan, Sri Mul tetap mewanti-wanti semua pemangku kepentingan agar tidak terlena. Pemerintah akan tetap menggunakan semua instrumen kebijakan, baik itu fiscal policy, monetary policy, OJK di finance sector dan juga regulasi yang lain, untuk terus memonitor situasi ekonomi tersebut.

Baca juga : Menko Polhukam Benarkan Presiden Jokowi Bakal Temui Putin

Menurutnya, ekonomi sejumlah negara memang sedang tertekan saat ini. Selain diakibatkan pandemi Covid-19 yang masih belum diketahui kapan akan berakhir, dipukul kembali oleh situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina. Akibatnya, inflasi, krisis pangan dan energi terjadi di mana-mana.

Namun, Sri Mul memastikan, APBN  masih cukup kuat untuk menjadi bantalan atas goncangan tersebut. "Kalian bicara inflasi, sebagai salah satu trigger. Inflasi kan kenaikan harga. Indonesia ya juga mengalami tekanan inflasi. Kemarin cabe merah naik, dan segala macam," Sri Mul kasih contoh.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.