Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Panen Mulai Marak, Harga Bawang Merah Bakal Kembali Normal

Senin, 13 Juni 2022 10:24 WIB
Bawang merah siap panen/Ist
Bawang merah siap panen/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga bawang merah yang merangkak naik sejak Mei 2022, diperkirakan tidak berlangsung lama. Tren kenaikan saat ini merupakan imbas dari penurunan luas tanam saat Maret lalu. 

Terlebih pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrem dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah. Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi.

Hal itu berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura (SPH) terpantau penambahan luas tanam pada April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun Luar Pulau Jawa.

Alhasil, panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes dan Probolinggo, akan semakin marak.

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar 157.121 ton, sementara Mei sebesar 153.513 ton. 

Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 persen, secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Produksi nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai 2 juta ton, dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh. Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/konsumsi.

Baca juga : Kinerja Melesat, BTN Dongkrak Laba BUMN Dari Sektor Pembiayaan Perumahan

Peningkatan luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali. 

Menurut Sekjen Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan. 

“Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari 3.300 hektar. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo dan Solok. Pasokan untuk Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata Ikhwan. 

Pihaknya menyebut bahwa secara nasional, penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali. 

Terkait pemberitaan yang menyebut 80 persen bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut. 

“Bahwa ada serangan OPT itu benar karena kondisi cuaca ekstrim. Bulan Juni ini kita biasa dengan kondisi kering, namun saat ini dimana-mana curah hujan masih cukup tinggi. Tentu ini mendorong tumbuhnya hama penyakit tanaman. Soal persentasenya tentu pemerintah lebih lengkap datanya," terang Ikhwan.  

“Sekaligus saya klarifikasi dan mohon maaf sekiranya ada persepsi yang salah dari pernyataan saya sebelumnya terkait penurunan produksi bawang merah," imbuhnya.

Baca juga : Bawaslu NTB Pengen Cegah Berantem Lagi Saat Pemilu

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ABMI Juwari membenarkan bahwa Juni ini pasokan bawang merah akan berangsur normal kembali. 

“Pertengahan sampai dengan akhir Juni diharapkan pasokan sudah mulai normal. Kenapa pasokan Mei sampai hari ini berkurang, karena memang penanaman di bulan Maret lalu kurang berhasil akibat cuaca yang tidak menentu. 

“Kalaupun ada penurunan tidak separah tahun 2020 lalu, tahun ini masih lebih baik dan terkendali." ujar Juwari.

Ahmad Sholeh, Petani bawang merah Kendal mengaku, kenaikan harga bawang merah saat ini akibat dari banyaknya petani terutama petani pemula yang enggan menanam lagi sebagai ekses dari jatuhnya harga akhir tahun lalu. 

“Banyak petani yang mengeluh rugi, karena akhir tahun lalu jatuh harganya. Nggak kuat lagi modalnya. Tapi kalau untuk petani yang sudah biasa, tetap menanam," kata Sholeh. 

Harga pupuk dan obat-obatan yang tinggi saat ini diakuinya sangat mempengaruhi biaya produksi. 

“Jadi kalau harga saat ini dianggap tinggi, sebenarnya ya nggak. Lha, wong harga sarana produksi sekarang udah ganti harga begini, jadi harga acuan di dalam Permendag pun perlu juga diperbaharui" tukasnya. 

Baca juga : Indonesia Masters, Zheng/Huang 4 Kali Berjaya

Sholeh memprediksi minggu depan pasokan mulai banyak, karena di Pati dan Bima mulai panen.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi bawang merah.

Menurut Tommy, setiap bulan pihaknya selalu memantau dan memperbaharui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai sentra. 

Dalam berbagai kesempatan, Ditjen Horti disebutnya selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah ini.  

Semua dalam pantauan dan terkendali termasuk permasalahan OPT dan dampak iklim. Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. 

“Kami optimis pasokan dan harga bawang merah Juni Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia" tandasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.