Dark/Light Mode

Guru Besar IPB Nilai Transformasi Tata Kelola Pupuk Subsidi Sudah Tepat

Jumat, 15 Juli 2022 12:47 WIB
Ilustrasi pabrik pupuk/Ist
Ilustrasi pabrik pupuk/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Muhammad Firdaus menegaskan, kebijakan pupuk subsidi perlu penyempurnaan. 

Menurut Prof Firdaus, subsidi pupuk masih diperlukan karena menjadi prasyarat berlangsungnya produksi pertanian dan peningkatan produktivitas.

"Kami menilai kebijakan pupuk subsidi perlu disempurnakan," kata Prof Firdaus saat dihubungi, Kamis (14/7).

Prof Firdaus menilai, perlu penyederhanaan jenis komoditas sesuai dengan karakter ekonomi, misalnya harga tidak boleh mahal.

Baca juga : Bertemu Bekas Napi Yang Jadi Pelaku UMKM Di Banjarmasin, Sandiaga Beri Hadiah Mesin Jahit

“Padi, jagung, kedelai adalah komoditas yang harus disubsidi," ujarnya. 

Menurut Prof Firdaus, formula 15-10-12 merupakan hal yang bagus dan perlu disosialisasikan secara massif. 

“Saya juga menilai alternatif pupuk seperti pupuk organik, perlu mendapat perhatian lebih serius dan perlu mendapatkan subsidi ke depannya," tutur Prof Firdaus.

Dikatakannya, dalam konteks penguatan ketahanan pangan, maka pupuk perlu disubsidi dalam jangka pendek. Petani pun difasilitasi akses kredit. Secara bertahap, perlu pengalihan anggaran subsidi pupuk ke instrumen lain.

Baca juga : Kurban dan Spirit Transformasi Kemanusiaan

“Seperti subsidi harga pangan pokok, direct income dan mendukung subsistem agribisnis, irigasi pertanian, asuransi pertanian dan lain sebagainya," tutur dia.

Prof Firdaus mengatakan, jenis pupuk subsidi diarahkan pada pupuk majemuk NPK. Juga diperlukan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik. 

“Pada saat sama, perlu dilakukan peremajaan tanah," imbuh Prof Firdaus.

Prof Firdaus juga merekomendasikan agar pemerintah lebih mendorong dan memfasilitasi upaya untuk memanfaatkan mikroorganisme sebagai alternatif penyedia unsur hara, sekaligus dapat membantu pengendalian organisme pengganggu tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan.

Baca juga : Pengamat: Investasi Telkomsel Di GoTo Sudah Tepat

“Petani dapat diberdayakan untuk penyediaan alternatif tersebut. Upaya penerapan pertanian presisi juga perlu diterapkan. Ini dilakukan dalam ekosistem yang dapat dibangun dengan skema closed loop," terang Prof Firdaus.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.