Dark/Light Mode

Jaringan Listrik Sudah Terbangun

PLN Siap Jika Ibukota Pindah Ke Kalimantan

Senin, 15 Juli 2019 08:37 WIB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bersama Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) (Kedua kiri) bertolak ke Pulau Kalimantan untuk meninjau kawasan calon ibu kota baru Indonesia. (Foto : Istimewa)
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo bersama Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) (Kedua kiri) bertolak ke Pulau Kalimantan untuk meninjau kawasan calon ibu kota baru Indonesia. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mendukung rencana pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan. PLN menjamin pasokan listrik tidak ada kendala.

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon Masri menegaskan, pihaknya siap menjalankan penugasan di bidang kelistrikan.

“Ke mana saja siap, karena jaringan interkoneksi sudah masuk sistem semua. Saat ini, kondisi kelistrikan di Kalimantan juga bagus, surplus. Kami tinggal menunggu perintah saja,” kata Machnizon Masri di Kantor Pusat PLN di Jakarta, kemarin.

Kata dia, dua lokasi yang saat ini masuk pertimbangan Ibukota baru masih dalam jangkauan PLN. Bahkan, dia mengklaim, kondisi kelistrikan di Kalimantan sudah bagus.

“Kalimantan sudah tidak ada pemadaman. Kalau pindahnya ke Gunung Mas, tinggal tarik transmisi sepanjang 45 kilometer dari Gardu Induk,” katanya.

Namun dia berharap, pemindahan Ibukota tidak hanya pusat pemerintahannya saja. Menurutnya, pusat industri juga ikut pindah dari Jakarta ke Kalimantan.

“Jika Ibukota pindah sekaligus menarik industri ke sana, ya Alhamdulillah. Karena listriknya sudah siap, apalagi di RUPTL PLN, untuk wilayah Kalimantan di tahun mendatang akan ada potensi penambahan daya. Tahun ini saja akan ada tambahan daya 400 Megawatt,” tegasnya.

Baca juga : Perkuat Jaringan Komunikasi, Telkomsel Bangun Posko Siaga Haji

Dalam catatannya, angka pertumbuhan listrik di Kalimantan kumulatif sebesar 10,09 persen sampai dengan Mei 2019. “Tahun ini target elektrifikasinya 90 persen,” jelasnya.

Sementara, DMN (Daya Mampu Netto) di Kalimantan 1.984.0 MW, Daya mampu sebesar, 1.778,0 MW dan Beban puncak 1.446,5 MW.

Sejauh ini, lewat Independent Power Producer (IPP), PLN juga banyak membangun pembangkit. Bahkan, PLN sudah meneken kerja sama dengan kalangan bisnis untuk kapasitas 500 MW. “Targetnya bisa selesai Tahun 2021,” katanya.

PLN Kalimantan juga sudah mulai memberikan layanan tarif premium untuk kalangan bisnis. Teranyar, Hotel Orchardz Ayani di Pontianak menjadi pelanggan premium pertama golongan tarif tegangan rendah di Kalimantan Barat.

Sekedar info, Pemerintah sudah mendapatkan daerah mana yang akan menjadi ibu kota baru. Terdapat dua lokasi yang menjadi kandidat kuat ibukota baru, yaitu di kawasan Bukit Soeharto, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur serta Kabupaten Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Namun untuk kepastian kotanya akan segera diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.

Operasikan PLTA

PLN melalui anak usaha, Indonesia Power mengoperasikan secara komersial Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 mega watt (MW). Lokasinya berada di Cianjur, Jawa Barat.

Baca juga : Yuk, Kita Hadapi Persaingan Global

Pengoperasian ini untuk mengejar target penggunaan pembangkit listrik EBT (Energi Baru dan Terbarukan) dalam bauran energi sebesar 23 persen di tahun 2025 secara nasional.

Plt Direktur Utama Indonesia Power M Ahsin Sidqi mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan PLTA dalam waktu 5 tahun.

Dalam proyek ini, pihaknya bekerja sama dengan Kansai Electric Power Corp Japan (KEPCO) menjadi PT Rajamandala Electric Power. Total investasi yang digelontorkan mencapai 150 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 2,1 triliun.

“PLTA ini akan memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa-Bali melalui transmisi 150 KV (Kilo Volt) Cianjur-Cigereleng sekaligus sebagai backup system kelistrikan khususnya di wilayah Kabupaten Bandung,” jelas Ahsin.

Dia menuturkan, PLTA Rajamandala menjadi pembangkit yang menggunakan Penstock terbesar di Indonesia dan Spiral Case berbahan beton pertama di Indonesia.

Tak hanya itu, PLTA ini menjadi pembangkit dengan waterway sistem labirin pertama di Indonesia dengan diameter terowongan terbesar di Indonesia.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Dirjen EBT Kementerian ESDM Harris mengakui, keberadaan PLTA ini turut menambah porsi pembangkit listrik EBT.

Baca juga : PLN Bali Kebut Proyek Connection Bawah Laut

Targetnya, PLTA bisa mencapai 23 persen di tahun 2025. Secara keseluruhan, tahun ini porsi pembangkit EBT sebanyak 9.761,5 mw atau 12 persen lebih dari total kapasitas pembangkit nasional.

“Khusus PLTA, dengan masuknya Rajamandala berarti ada tambahan 47 mw dari sebelumnya 6.256 mw. Un￾tuk implementasi EBT, artinya porsi PLTA masih dibanding pembangkit tenaga angin, solar, biomassa dan panas bumi,” katanya.

Executive Vice President Konstruksi PLN Regional Jawa Bagian Tengah Dady Murihno menambahkan, terdapat beberapa pembangkit yang akan dibangun dan beroperasi tahun ini maupun tahun depan di regional Jawa Bagian Tengah.

Misalnya, PLTA Cisokan baru mulai pekerjaan konstruksi pada Agustus mendatang dan PLTA Jatigede berkapasitas 2x5 mw beroperasi pada september tahun depan. [FAZ/IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.