Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pertahankan Ekonomi Positif Dengan Jaga Daya Beli Masyarakat
Rabu, 10 Agustus 2022 09:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah perlu menguatkan daya beli masyarakat untuk menjaga perkonomian Indonesia.
"Walaupun itu tidak dimasukkan dalam kebijakan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). Ternyata memang lebih banyak membantu adalah dana bansos," kata Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi (AKSES) Suroto di Jakarta, Selasa (9/8).
Hal itu terkait dengan berakhirnya anggaran PEN pada 2022. Keputusan itu diambil pemerintah seiring melandainya kasus Covid-19 di Tanah Air dan membaiknya ekonomi nasional.
Suroto menjelaskan, fondasi ekonomi Indonesia terletak pada konsumsi domestik. Sebab itu, yang patut dilakukan adalah menjaga keberlangsungan dan keberadaan sisi permintaan domestik terkait daya beli masyarakat.
Baca juga : TNI-Perpusnas Kolaborasi Sediakan Sumber Informasi Terpercaya Bagi Masyarakat
"Yang terpenting ketika 60-70 persen fondasi ekonomi adalah konsumsi, otomatis yang perlu diselamatkan adalah demand side, daya belinya," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan realisasi dana PEN tahun ini tidak akan terserap optimal.
"Penyerapan dana PEN sektor kesehatan tidak akan optimal karena kasus Covid-19 relatif sudah terkendali," kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, anggaran PEN untuk sektor kesehatan akan direlokasi ke sektor lain. Salah satunya untuk mendukung sektor produktif, misalnya bantuan sosial dalam program PEN.
Baca juga : Turunkan Stunting, YAICI Dorong Program Edukasi Gizi Langsung Ke Masyarakat
Selain PEN, pemerintah memiliki program bantuan sosial alias bansos. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran perlindungan sosial pada tahun 2023 akan mencapai Rp 432,2 triliun hingga Rp 441,3 triliun.
Jaga Momentum
Perekonomian Indonesia diprediksikan akan tetap tumbuh pada Semester II-2022 dan bisa bertahan dari tantangan pada 2023, jika bisa menjaga momentum positif pertumbuhan ekonomi.
“Penopang pertumbuhan akan berasal dari konsumsi rumah tangga seiring masih longgarnya PPKM. Lalu ada konsumsi jasa pendidikan yang seasonal, pasti akan meningkatkan konsumsi rumah tangga, selain gaji ke-13 PNS ,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman, Selasa (9/8).
Baca juga : Duit Pemilu Masih Kurang
Secara khusus, pada Agustus ini ada momen yang akan mendorong konsumsi.
“Diskon hari kemerdekaan, bansos termasuk BLT, dan subsidi juga masih akan terus tumbuh guna menahan penurunan daya beli golongan tidak mampu akibat naiknya inflasi,” jelas Faisal.
Menurut Faisal, untuk tahun ini serapan belanja pemerintah di semester satu sudah lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
“Sebenarnya untuk pemerintah pusat akselerasi belanja mendukung pemulihan ekonomi sudah mulai terasa. Yang belum itu di pemerintah daerah, ada dana-dana yang belum direalisasikan,” ungkap Faisal.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya