Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat Apresiasi Jurus Jokowi Sukses Turunkan Harga Minyak Goreng

Sabtu, 13 Agustus 2022 15:17 WIB
Pengamat ekonomi Rosdiana Sijabat/Ist
Pengamat ekonomi Rosdiana Sijabat/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Jurus Presiden Jokowi sukses menurunkan harga minyak goreng (migor). Saat ini, di pasar modern dan tradisional harga migor terus mengalami penurunan harga.

Harga migor saat ini jauh berbeda dengan harga di bulan Maret 2022 yang menembus Rp 57 ribu untuk kemasan dua liter.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga rata-rata nasional migor pada 9 Agustus 2022 dibandingkan 21 Maret 2022, turun dari Rp 17.700 menjadi Rp 14.400 per liter curah.

Kemudian, harga migor kemasan sederhana turun dari Rp 21.400 jadi Rp 18.400, dan kemasan premium turun dari Rp 24.800 jadi Rp 22.700.

Jika dibandingkan 25 Mei 2022, terjadi penurunan Rp 2.600 per liter untuk curah. Sedangkan untuk migor kemasan turun Rp 4.800, dan kemasan premium turun Rp 3.100 per liter.

Jika melihat harga di ritel modern, harga migor terus melanjutkan penurunan. Apalagi ditambah diskon yang semakin gencar diberikan, harga migor kini sudah mendekati Rp 30 ribuan per kemasan 2 liter.

Baca juga : Terbesar Di ASEAN, Pengamat: Kita Harus Jadi Produsen Kendaraan Listrik

Pengamat ekonomi Rosdiana Sijabat mengapresiasi turunnya harga migor di pasaran. Menurut dia, turunnya harga migor saat ini tak lepas dari kebijakan strategi yang dilakukan pemerintah.

Awalnya, kata Rosdiana, pemerintah mencoba mensubsidi migor, namun subsidi tersebut dicabut akhir Mei 2022. Tetapi, pencabutan subsidi itu diikuti dengan kebijakan Domestik Market Obligation (DMO) dan Domestik Price Obligation (DPO).

“Pada dasarnya ini keharusan bagi produsen minyak goreng domestik untuk mengalokasikan sejumlah tertentu dari produksi mereka guna memenuhi permintaan dalam negeri,” kata Rosdiana saat dihubungi, Sabtu (13/8).

Doktor ekonomi bisnis di Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya ini mengatakan, kewajiban DMO dan DPO akan membuat masyarakat memiliki jaminan bahwa kebutuhan migor dalam negeri terpenuhi.

Hal lain, misalkan terkait proses hukum yang kemudian terjadi pada distribusi migor beberapa waktu lalu, kemudian menjadi sorotan masyarakat, karena harga begitu tinggi dan mengalami kelangkaan.

Menurutnya, pemerintah dan kementerian terkait sekarang lebih mempertegas pengawasan dalam hal distribusi maupun perdagangan migor.

Baca juga : Majalah SWA Beri Apresiasi Tim Sales Dan Marketing Terbaik Tahun 2022

Pasalnya, ini kebutuhan yang cukup penting. Kemudian para pelaku produsen pengusaha dan lain-lain dalam hal terkait migor, menjadi sorotan dari berbagai pihak. Karena itu, pemerintah terus menerus memperbaiki.

“Pengawasan distribusi perdagangan maupun produksi dari Kemendag, Kementerian Perindustrian maupun Kepolisian seharusnya menjamin distribusi dan perdagangan minyak domestik berjalan baik, tidak terjadi penimbunan dan lain-lain,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Rosdiana, ada dua faktor yang menyebabkan tren penurunan harga migor di pasar. Yakni, dari faktor luar negeri dan dalam negeri.

Kalau secara eksternal, saat ini ada tren penurunan harga bahan baku migor di pasar perdagangan internasional. Seperti adanya penurunan harga CPO (Crude Palm Oil) di pasar internasional.

Bahkan, belakangan ini harga CPO turun terus karena harga minyak nabati dunia juga turun, dan adanya kenaikan pasokan.

Jadi, ini supply dan demand karena harga CPO turun, bahkan mungkin turun pada level terendah untuk periode 1 tahun terakhir.

Baca juga : Kosgoro 1957 Apresiasi Kapolri Tetapkan Tersangka Ferdy Sambo

“Ini menyebabkan salah satu bahan baku migor turun. Sudah pasti itu akan membuat harga jual migor turun juga,” jelasnya.

Tak hanya itu, tren lain yang berkaitan dengan penurunan harga migor ini tak lepas dari bahan bakunya, yakni minyak kedelai. Karena ada kenaikan pasokan kedelai ke pasar global, terutama dari Amerika menaikkan suplai kedelai ke pasar global. Ini membuat harga turun pada perdagangan global.

Selain itu, pengurangan konsumsi untuk sawit. Terutama dari negara-negara yang selama ini konsumsi energi, termasuk konsumsi sawit,  juga cukup tinggi dari China maupun India.

Sementara untuk faktor eksternal, lanjut Rosdiana, yang menyebabkan penurunan harga migor yakni kebijakan tegas Presiden Jokowi melarang izin ekspor bahan mentah migor ke luar negeri.

Ketika itu, suplai minyak dalam negeri penuh, kemudian ketika keran ekspor dibuka, semua suplai  yang tertahan di tangki-tangki domestik membuat sedikit limpahan suplai ke pasar, sehingga itu akan mendorong penurunan harga.

“Ini menyebabkan distribusi penyalurandan penjamin pasokan migor merata di berbagai wilayah. Sehingga harga minyak goreng mulai terkendali,” tutupnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.