Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kerap Merugi, Peternak Unggas Minta Pemerintah Terbitkan PP Perlindungan Peternak

Rabu, 7 September 2022 18:13 WIB
Kerap Merugi, Peternak Unggas Minta Pemerintah Terbitkan PP Perlindungan Peternak

RM.id  Rakyat Merdeka - Ratusan peternak unggas yang tergabung dalam Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) melakukan aksi damai di depan Istana Negara, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU).

Ketua KPUN Alvino Antonio mengatakan, pihaknya meminta pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Perlindungan Peternak. Sebab, harga sarana produksi peternak selalu melebihi harga jual ayam hidup.

"Kondisi tersebut menyebabkan peternak akan selalu merugi," kata Alvino saat memimpin aksi yang dihadiri peternak se-Jawa Bali di Jakarta, Rabu (7/9).

Baca juga : HNW Minta Pemerintah Revisi Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Dia mengungkapkan, Break Even Point (BEP) atau harga impas peternak unggas mandiri ada di angka Rp 21.000. Sementara harga jual ayam hidup saat ini Rp 17.000 per kilogram.

Kemudian, input atau sarana produksi ternak (Sapronak) berupa day old chicken (DOC) dan pakan yang tinggi, tidak mengikuti fluktuasi harga jual ayam hidup.

“Kami menuntut mendapatkan DOC dan sapronak secara berkesinambungan dengan harga yang wajar, karena itu merupakan menjadi komponen penting pembentuk harga pokok produksi,” ujar Alvino.

Baca juga : Budi Gunawan: Pemerintah Pastikan Rakyat Kecil Dapat Perlindungan Maksimal

Alvino mengaku, selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, peternak unggas mandiri tidak pernah mendapat insentif dalam bentuk apapun dari pemerintah. Sehingga, populasi peternak pun semakin berkurang.

Menurutnya, banyak peternak gulung tikar karena harga jual ayam hidup lebih sering di bawah harga pokok produksi (HPP). Sehingga, jumlah peternak mandiri nasional berkurang 85 persen sejak tahun 2000-an.

“Tahun 2000-an jumlah peternak sebanyak 2,5 juta peternak dengan asumsi 90 persen populasi nasional dikuasai oleh peternak rakyat UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Sekarang tinggal 35.280,” bebernya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.