Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ini Upaya Transformasi LPS Hadapi Tantangan Global

Kamis, 6 Oktober 2022 19:39 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah ketidakpastian global dan ekonomi yang masih menghantui, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyoroti berbagai tantangan ke depan bagi sektor perbankan. LPS meminta perbankan, agar dapat memperkuat stabilitas sistem keuangannya.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, krisis ekonomi telah berulang kali terjadi, dan menjadi siklus yang menakutkan bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Bayang-bayang itu pun kini kembali menghantui.

“Perekonomian global dihadapkan pada ketidakpastian dan kemungkinan terjadinya resesi akibat dari persoalan geopolitik, meningkatnya inflasi, hingga krisis sumber daya energi,” katanya dalam webinar bertajuk Kiprah LPS Dalam Stabilisasi Dan Penguatan Sektor Keuangan' yang digelar Infobank bersama LPS di Jakarta, Kamis (6/10).

Baca juga : Dubes Uni Eropa Bersihkan Pantai Dan Jalanan

Ia menegaskan, industri keuangan terutama perbankan menjadi salah satu sektor yang mesti mendapatkan perhatian khusus, mengingat perannya sebagai tulang punggung dan akselerator perekonomian Indonesia.

Pemerintah membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan Protokol Manajemen Krisis (PMK) sebagai upaya untuk mengantisipasi dinamika yang ada saat ini dan masa mendatang.

“Dalam menghadapi tantangan perekonomian ke depan, diperlukan optimalisasi pemanfaatan siklus bisnis yang ada. Hal ini yang akan menjadi bantalan untuk menggapai prospek bisnis ke depan lebih baik hingga terus bertahan,” imbau Purbaya.

Baca juga : Pakar: Merger Salah Satu Pilihan Perusahaan Farmasi Hadapi Tantangan Kesehatan

Lantas ia juga merinci, berbagai tantangan masih menghantui perekonomian Indonesia khususnya, maupun secara global. Pertama, adanya tekanan inflasi, kenaikan harga energi, pelambatan ekonomi utama dunia, hingga kenaikan bunga menjadi penyebab tingginya ketidakpastian secara global.

Bahkan diakuinya, berbagai lembaga internasional sudah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022.

“Lembaga internasional banyak yang sudah memperkirakan ekonomi global tumbuh dalam kisaran 2,9 persen sampai 3,2 persen hingga akhir tahun ini,” ujarnya.

Baca juga : Pancasila Tahan Banting Hadapi Dinamika Politik Global

Tantangan kedua, sambung Purbaya, adalah literasi keuangan yang masih rendah. Berdasarkan survei OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tahun 2019 indeks inklusi keuangan nasional berada pada level 76,19 persen, sementara indeks literasi keuangan berada pada level 38,03 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.