Dark/Light Mode

Kembangkan Potensi Wisata Bahari

BKS Mudahkan Izin Bisnis Kapal Pesiar

Senin, 10 Oktober 2022 06:45 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya (kedua kanan) saat menghadiri kegiatan INSA Yacht Festival yang diselenggarakan oleh Indonesian National Shipowners Association (INSA) di Pelabuhan Benoa Bali, Jumat (7/10/2022). (Kemenhub)
Menteri Perhubungan Budi Karya (kedua kanan) saat menghadiri kegiatan INSA Yacht Festival yang diselenggarakan oleh Indonesian National Shipowners Association (INSA) di Pelabuhan Benoa Bali, Jumat (7/10/2022). (Kemenhub)

 Sebelumnya 
Perlu Kolaborasi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno mengung­kapkan, wisatawan mancanegara (wisman) pelesiran menggunakan kapal pesiar jumlahnya hampir 6 kali lipat dibandingkan menggu­nakan pesawat.

Untuk itu, Sandi sangat serius menggarap potensi wisata bahari di Indonesia.

Baca juga : Ribuan Produk Laris di Marketplace PLN, Bisnis UMKM Ini Tumbuh Melesat

“Pasar wisata kapal pesiar ke In­donesia sudah ada, tinggal mengoptimalkan. Namun, tentu perlu kolaborasi banyak pihak termasuk memfasilitasi terkait regulasi untuk mengakselerasi,” ujarnya.

Sandi mengaku telah membuka pembicaraan dengan Menteri Per­dagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong. Hal ini dilakukan agar kapal pesiar dari Singapura bisa berwisata ke Indonesia.

“Sasaran kami adalah mening­katkan jumlah wisman dari kapal pesiar. Sebab potensinya masih sangat besar. Para wisatawan cruise ini bisa diarahkan untuk berkunjung ke destinasi-desti­nasi kita dan ditawari produk-produk UMKM,” ujarnya.

Baca juga : Kembangkan Pasar Modal, OJK Tekankan Pentingnya Perlindungan Investor

Dia mencontohkan kapal pe­siar yang beroperasi di Indonesia, yakni Genting Dream dan Royal Caribbean, masing-masingnya memiliki total kapasitas 3.500 kamar dan 4.800 kamar.

Wakil Ketua Umum III INSA Nova Y Mugijanto mengatakan, di tengah potensi yang ada, sektor pariwisata bahari dalam negeri masih dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Salah satunya adalah belum optimalnya dukungan pendanaan terhadap pengadaan kapal wisata maupun infrastruktur marina.

Baca juga : Telkom Kembangkan Potensi Industri Game Di Asia

“Dukungan pendanaan yang lebih bersahabat dengan tenor panjang dan interest rate yang kompetitif sangat dibutuhkan mengingat model bisnis di kapal wisata dan marina sangat padat modal,” jelas Nova.

Tantangan lainnya, paparnya, belum adanya klaster industri kapal boat di Indonesia. Hal ini menyebabkan rantai pasok produksi yang tidak efisien dan biaya premi asuransi kapal wisata cukup tinggi.

Selain itu, permintaan dalam pengadaan kapal wisata juga masih minim. Sementara 70 persen komponen pembangunan kapal masih impor. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.