Dark/Light Mode

Lapangan Kerja Diperluas

Genjot Produksi Dan Hilirisasi Gula, Termasuk Bioetanol, Kementerian BUMN Bentuk Sugar Co

Senin, 10 Oktober 2022 19:08 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk Ketahanan Pangan dan Energi di Kebun Tebu Temugiring, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10). (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk Ketahanan Pangan dan Energi di Kebun Tebu Temugiring, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah, melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terus berusaha menjaga ketahanan pangan dan energi di tengah ancaman ketidakpastian global.

Salah satu langkah nyata adalah melakukan transformasi terhadap PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi gula, Kementerian BUMN membuat terobosan dengan membentuk Sugar Co.

 

 

Menteri BUMN Erick Thohir menilai, langkah ini sejalan dengan prioritas Presiden Jokowi, yang selalu menekankan pembangunan ekosistem, dan mengurangi ketergantungan atas rantai pasok dunia untuk sektor pangan dan energi.

Baca juga : Biaya Dana Rendah, BSI Genjot Produk Dan Layanan Untuk Masyarakat

“Fokus Sugar Co tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, dan menjaga stabilitas harga gula petani. Tetapi juga menjadi produsen bioetanol, yang merupakan produk turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak,” papar  Erick dalam acara kick-off Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk Ketahanan Pangan dan Energi di Kebun Tebu Temugiring, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10).

Tak hanya membentuk Sugar Co, PTPN juga melakukan langkah strategis dengan membentuk Palm Co, untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi kelapa sawit.

Pengembangan produk komoditas lainnya, dikelompokkan ke dalam payung Supporting Co.  

Dengan terbentuknya Sugar Co, payung usaha ini menjadi raksasa produsen gula di Tanah Air yang berhasil mengintegrasikan 7 perusahaan PTPN dan 2 cucu perusahaan.

Namun lebih dari itu, Sugar Co nantinya juga akan menjadi tulang punggung ketahanan pangan, dan salah satu penggerak ketahanan energi nasional melalui produk bioetanol.

"Hari ini coba kita kick off. Kita berharap  revitalisasi industri ini dapat memenuhi kebutuhan gula nasional untuk jangka menengah dan panjang," ujar Erick.

Baca juga : Jokowi: Saya Senang Sekali Lihat Sarinah

Dia menuturkan, Presiden Jokowi juga ingin memastikan, kesejahteraan petani harus menjadi bagian dalam revitalisasi ini.

"Kita ingin memastikan pendapatan petani yang Rp 13,1 juta per hektare, didorong menjadi Rp 32,1 juta per hektare. Tapi ojo kesusu (jangan buru-buru -Jawa, Red). Bertahap. Karena perlu juga yang namanya pupuk, bibit, dan offtaker-nya," jelas Erick.

Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif, yang berasal dari tumbuhan yang sudah melewati proses fermentasi.

Salah satu tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah tebu. Berdasarkan hasil studi di Brazil, 1 ton tebu dapat menghasilkan setara 1,2 barrel minyak mentah.  

“Seiring dengan meningkatnya produksi tebu nasional, Sugar Co berpotensi memproduksi bioetanol sebanyak 1,2 juta kilo liter pada tahun 2030,” beber Erick.  

Melihat potensi yang begitu besar, Pertamina pun akan memulai pilot project di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, untuk memproduksi Bioetanol dari Sugar Co.

Baca juga : Jaga Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Genjot Produksi Migas Hingga 17 Persen

“Jika dicampur dengan bioetanol, BBM Pertamina akan menjadi lebih ramah lingkungan," ungkap Erick.

Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan, revitalisasi industri gula yang dilakukan oleh BUMN  dapat memperluas hilirisasi produk, yang bisa menyerap lebih banyak lapangan kerja.

Erick mengatakan, sektor ini memiliki turunan dalam bentuk ampas tebu, yang dapat mendukung industri farmasi.

"Ampas tebu ini adalah salah satu bahan baku farmasi yang halal. Makanya, produk farmasi akan lebih terjangkau karena bahan bakunya tidak impor," katanya.

"Ikhtiar ini perlu dukungan semua pihak. Kedaulatan pangan dan energi harus kita ciptakan bersama-sama," tegas Erick. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.