Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jaringan Pegiat Digital Ingatkan Rekam Jejak Digital Bisa Bawa Petaka

Minggu, 16 Oktober 2022 17:28 WIB
Waspadai jejak digital di media sosial (foto:net)
Waspadai jejak digital di media sosial (foto:net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Yolanda Presiana Desi mengingatkan kepada generasi muda bahwa rekam jejak digital bisa bawa petaka bagi pengguna media sosial.

Hal itu diungkapkan Desi saat menjadi pembicara pada webinar ”Indonesia Makin Cakap Digital”  dalam keterangannya Minggu (16/10).

Desi mengatakan, meskipun memiliki kendali atas jejak digital, namun  pengguna digital sesungguhnya tidak dapat sepenuhnya mengendalikan rekam jejaknya. Karena, semua jenis aktivias digital para pengguna berada pada pihak lain.

Baca juga : Banyak Hoaks Di Dunia Digital, Muslimat NU Ingatkan Pentingnya Tabayyun

”Kita memiliki kendali atas jejak digital kita. Meskipun, jejak digital juga tidak dapat sepenuhnya kita kendalikan karena berada pada pihak lain,” ujar Desi.

Desi menegaskan, para pengguna digital dapat membuat keputusan tentang apa yang mereka publikasikan di internet, media sosial, platform pesan dan lainnya. 

”Meskipun begitu, mereka tidak dapat mengontrol bagaimana orang lain mempersepsikan diri kita,” tegasnya.

Baca juga : Hadirkan Paket Jitu, IndiHome Berikan Banyak Benefit Baru

Selanjutnya, Pengajar Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta itu berpesan agar pengguna media digital lebih berhati-hati menggunakan media digital. Karena menurutnya, rekam jejak digital bisa membawa petaka bagi para penggunanya.

Bagi Desi, jejak digital ibarat sebuah ”bom ranjau” yang tertanam di dalam jejak penggunanya. Bom ranjau itu memiliki kemungkinan risiko ”meledak” sewaktu-waktu. Apalagi jika ada pihak-pihak tertentu yang mengincar pemiliknya sebagai target.

”Untuk itu, lindungi jejak digital kita dengan kesadaran bahwa informasi di dunia siber itu permanen, pahami circle (lingkungan), tidak asal mengumbar data pribadi, dan unggah hal yang positif,” pesan Desi.
 
Dari perspektif keamanan digital, dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Hudan Eka Rosyadi menambahkan, kecepatan perkembangan teknologi digital yang masif, mudah, dan murah telah berimplikasi pada keamanan digital.

Baca juga : Digigit Ular Besar, Barca Ketar-ketir

Untuk itu, sambung Hudan, perlu adanya upaya perlindungan terhadap keamanan digital, khususnya rekam jejak digital, baik yang aktif maupun yang pasif. Jejak digital aktif, merupakan data atau informasi yang sengaja diunggah ke dunia maya. Contohnya, kicauan di Twitter, status di Facebook, foto dan video postingan Instagram dan YouTube.

”Sedangkan jejak digital pasif, yakni data yang ”ditinggalkan” tanpa sadar oleh pengguna ketika berselancar ke dunia maya. Misalnya, server menyimpan alamat IP, lokasi dan search history,” jelas Hudan.

Mengelola rekam jejak digital, sambung Hudan, bisa berarti kemampuan mengakses internet, mengetahui jenis bentuk rekam jejak digital, seleksi yang akan diunggah, verifikasi dan evaluasi data, serta meningkatkan kemampuan dalam memproduksi konten positif.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.