Dark/Light Mode

Top, Laba Bersih BNI Melesat 76,8 Persen Capai Rp 13,7 T

Senin, 24 Oktober 2022 18:19 WIB
Foto: Dok. BNI
Foto: Dok. BNI

 Sebelumnya 
Hal ini pun berdampak pada meningkatnya laju inflasi yang kemudian diikuti pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara. Tren ini berpotensi menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi.

“Tentunya kami akan terus berupaya untuk menjaga kinerja perseroan agar tetap sustain sehingga dapat membantu pemerintah melanjutkan tren pemulihan ekonomi serta tetap memberikan imbal hasil investasi kepada pemegang saham,” kata Royke.

Ia menyakini, perseroan dapat merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022, didukung oleh portofolio kredit yang sudah jauh lebih sehat dan tetap mengedepankan aspek prudential banking. Terlebih, tren kinerja ekonomi Indonesia yang masih tumbuh impresif sebesar 5,4 persen di kuartal dua dan hingga akhir tahun diperkirakan masih pada kisaran di atas 5,3 persen.

Baca juga : Transformasi Mulus, Laba BTN Melesat 59,87 Persen

“Tren pertumbuhan ini masih cukup baik dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia. Maka, kami optimis masih berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi perkiraan laba tahun 2022 sesuai dengan corporate plan,” yakin Royke.

Sementara, Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati menambahkan, kinerja pertumbuhan kredit di kuartal ketiga 2022 ini didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp 211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen, selanjutnya diikuti oleh segmen large komersial tercatat sebesar Rp 49,4 triliun tumbuh 22,3 persen.

Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tercatat sebesar Rp 51,3 triliun atau naik 24,3 persen, dan untuk segmen konsumer mencapai Rp 106,9 triliun atau naik 11,3 persen dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan.

Baca juga : Terdongkrak 123,7 Persen, Laba Bersih PermataBank Capai Rp 1,4 T

“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” sebut wanita yang akrab disapa Susi ini.

Ia menegaskan, perkembangan kinerja BNI hingga kuartal III-2022 juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2 persen.

“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124 persen yang menunjukkan bahwa BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” katanya.

Baca juga : Melesat 254 Persen, Laba KAI Semester I Tembus Rp 750 M

Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2 persen di September 2021 menjadi 19,3 persen di September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena Covid-19.

BNI sambung Susi, terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai yakni sebesar 42,7 persen.

"Kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.