Dark/Light Mode

Begini Strategi LPKR Mengelola Air Di Kota Mandiri

Kamis, 10 November 2022 15:55 WIB
CEO LPKR, John Riady. (Foto: Ist)
CEO LPKR, John Riady. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen dalam strategi berkelanjutan, salah satunya dengan melakukan pengelolaan air. 

Hal ini terlihat dari pembangunan beberapa kolam retensi di wilayah perumahan yang dikembangkan oleh LPKR yang bertujuan untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan, yang selanjutnya diolah untuk digunakan kembali. Selain itu, pihaknya mengolah air limbah untuk digunakan kembali pada kegiatan operasional, seperti irigasi, pembersihan saluran air, menara pendingin, dan toilet flushing.

Baca juga : Top, Komisi I DPR RI Jempolin Pengelolaan Satu Data Ganjar

Di kota mandiri Lippo Village yang dikembangkan LPKR, semua kebutuhan operasional seperti irigasi dan pembersihan saluran air telah menggunakan air limbah yang diolah. Selain operasional real estat, di properti lain seperti mal, rumah sakit, dan hotel, LPKR juga mencari cara untuk meningkatkan daur ulang air di lokasi masing-masing. Pada 2021, terdapat peningkatan hingga tiga kali lipat atas volume air daur ulang yang digunakan di mal dibandingkan 2020.

Sementara itu, di Kemang Village, Jakarta Selatan, sirkulasi air dapat dicapai melalui daur ulang dan pengelolaan air yang bertanggung jawab. Di bawah Kemang Village terdapat kolam retensi dengan kapasitas 100.000 m3 dan berfungsi untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan dari area sekitar Kemang. Kolam retensi ini memiliki peran penting untuk mencegah banjir, dan juga berfungsi sebagai sumber air dalam pengembangan yang terintegrasi.

Baca juga : Survei Indostrategi: Prabowo Unggul, Ganjar Dan Anies Sulit Kejar

Instalasi pengolahan air di Kemang Village memproses dan memproduksi air minum, sementara instalasi pengolahan air limbah mengelola air limpasan untuk memproduksi air yang tidak dapat diminum untuk digunakan kembali.

Saat ini, 99 persen kebutuhan air di Kemang Village didapatkan dari sumber air alternatif, yang mana 63 persen berasal dari pengumpulan air hujan dan air limpasan dari kolam retensi dan 36 persen dari hasil pengolahan air limbah. Hanya 1 persen pasokan air berasal dari sumber air kota.

Baca juga : Evaluasi Tata Kelola Klub, Arema Gandeng Konsultan Dari Eropa

Selain itu, Kemang Village telah secara signifikan menigkatkan efisiensi daur ulang air limbahnya dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, Kemang Village telah mengolah 99 persen air limbahnya (hanya 1 persen air limbah yang dibuang), naik dari 68 persen di tahun 2019.

CEO LPKR, John Riady mengatakan, selama bertahun-tahun LPKR telah melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mendaur ulang air hujan dan air limbah untuk menambah sumber air dan mengurangi pengambilan air. "Kami juga berkomitmen untuk menerapkan pengelolaan air secara hati-hati di seluruh unit bisnis," tegasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.