Dark/Light Mode

B20 Finance & Infrastructure Dukung Transisi Yang Adil Menuju Ekonomi Hijau

Selasa, 15 November 2022 13:04 WIB
Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani. (Foto: Ist)
Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dengan tema G20 tahun ini, “Recover together, recover stronger”, investasi infrastruktur membawa multiplier effectyang “bergema” di seluruh perekonomian. 

Infrastruktur juga merupakan pendorong pembangunan sosial dan memberikan dampak positif pada faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Namun, diakui secara luas bahwa ada “kesenjangan infrastruktur”, yang semakin terdampak karena pandemi Covid-19, dan diperkirakan akan mencapai 10,6 triliun dolar AS pada tahun 2040 di negara-negara G20 dan 15,0 triliun dolar AS di seluruh dunia.

Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, pihaknya memulai B20 Indonesia dengan visi yang jelas. Prioritasnya mencerminkan keadaan komunitas global saat itu, yang terbentuk oleh tren dan peristiwa terkini seperti pandemi, pertumbuhan pesat transformasi digital, kebutuhan akan Global Value Chain yang lebih inklusif, kebutuhan mendesak untuk mendorong aksi iklim, dan isu-isu kunci lainnya. 

Baca juga : B20 Finance & Infrastructure Task Force Akan Sampaikan Rekomendasi Kebijakan

“Kami menentukan prioritas ini dengan menetapkan pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan sebagai tujuan akhirnya. Sesuai dengan konsep kontinuitas B20, kami telah membangun kemajuan dari presidensi B20 sebelumnya. Pada saat yang sama, kami juga berusaha mendorong batas pemikiran kami, menawarkan perspektif dan solusi baru untuk tantangan spesifik yang ingin kami atasi tahun ini,” ujarnya.

Chair B20 Finance & Infrastructure Task Force dan CEO Indonesia Investment Authority (INA) Dr. Ridha Wirakusumah menambahkan, tahun ini, selaras dengan tema B20, “Advancing innovative, inclusive, and collaboration growth”, B20 Finance & Infrastructure Task Force (F&I TF) telah berupaya untuk membangun rekomendasi dari B20 sebelumnya, dengan perspektif tambahan, dan memperbarui fokus pada negara berkembang. 

Dengan latar belakang Presidensi G20 Indonesia tahun ini dan Presidensi India dan Brasil yang akan datang, waktunya sangat tepat. Hal ini sangat penting karena negara-negara berkembang mewakili lebih dari 80 persen populasi negara-negara G20, namun tingkat pembangunan manusia dan kualitas infrastruktur dan ketersediaan di negara-negara berkembang secara signifikan tertinggal dari hasil yang terlihat di negara-negara maju.

Baca juga : Kendaraan Listrik Kunci Menuju Ekonomi Hijau...

 Sebagai salah satu TF B20, mewakili suara komunitas bisnis, F&I TF telah mencoba untuk menilai dan memahami masalah, dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki situasi dengan melihat solusi yang saling menguntungkan bagi negara maju dan berkembang, serta pemangku kepentingan publik dan swasta.

B20 Finance & Infrastructure Task Force Policy Manager dan Partner di PwC Indonesia, Radju Munusamy mengatakan, F&I TF memiliki rekomendasi kebijakan terstruktur yang mendorong kolaborasi yang lebih besar antara pemerintah, lembaga multilateral, dan sektor swasta, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik yang berbeda pada negara-negara dalam G20 untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan. 

“Pertimbangan ini menunjukkan bahwa tugas menutup kesenjangan infrastruktur bisa dibilang salah satu tantangan terbesar dan paling kompleks yang pernah dihadapi sistem keuangan dan politik global. Namun, itu adalah tantangan yang harus diatasi,” ujarnya.

Baca juga : Pemerintah Dukung Korporatisasi Petani Melalui Pola Kemitraan

Tetapi, tidak cukup hanya mempersempit atau bahkan menutup kesenjangan infrastruktur. Untuk membentuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan untuk planet yang layak huni, perlu dikembangkan infrastruktur yang tidak hanya layak secara finansial dan komersial, tetapi juga memfasilitasi dekarbonisasi dan transisi iklim menuju net zero.

Melanjutkan semangat dari 26th United Nations Climate Change Conference (COP26) pada tahun 2021, F&I TF dibangun di atas kesepakatan yang dicapai dengan mengusulkan rekomendasi kebijakan yang mendukung pencapaian tujuan iklim bisnis dan negara pendukung serta memastikan bahwa manfaat substansial dari lingkungan hijau transisi ekonomi dibagi secara luas dan mendukung mereka yang mungkin lemah secara ekonomi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.