Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pentingnya Integrasi Pendidikan SDM Dengan Teknologi

Senin, 5 Desember 2022 21:48 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia membutuhkan jutaan tenaga kerja dalam bidang digital. Peluang yang besar ini lantaran semakin suburnya ekosistem digital.

“Kita butuh 9 juta tenaga kerja dalam 15 tahun atau kita harus melahirkan 600 ribu tenaga kerja setiap tahun. Inilah tugas Kadin, akselerasi pendidikan agar digitalisasi yang sebagian besar tergantung SDM seluruhnya bisa dipersiapkan oleh anak-anak muda kita,” ujar Airlangga, akhir pekan lalu.

Memanfaatkan kondisi perekonomian nasional yang membaik saat ini, ditambah dengan keuntungan memiliki bonus demografi yang diperkirakan terjadi hingga 2035, salah satunya dapat dilakukan dengan mengakselerasi ekonomi digital.

Dengan nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN yang diproyeksikan mencapai 330 miliar dolar AS pada tahun 2025, Indonesia harus ikut mengambil peluang. Termasuk mempersiapkan SDM.

Ekonom Indef Nailul Huda mengaku, memang terjadi gap permintaan dan penawaran digital talent.

“Bahkan ada survei yang mengatakan, 60 persen perusahaan Tekfin mengaku susah mendapatkan digital talent di bidang data programming dan data analisis,“ kata Nailul, Senin (5/12).

Baca juga : Ganjar Beberkan Pentingnya Pemanfaatan Medsos Bagi Pemimpin Masa Kini

Karena itu, mereka malah merekrut pekerja asing untuk dua posisi tersebut. “Makanya butuh integrasi pendidikan kita dengan kebutuhan teknologi. Ini yang sampai saat ini belum ketemu,” sebut Nailul.

Program vokasi yang dilakukan pemerintah, menurutnya, bisa untuk menyiapkan tenaga kerja digital.

Pemerintah memang memiliki program pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. Diharapkan, menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja dan mengurangi angka pengangguran.

Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, upaya penyiapan talenta digital yang didorong melalui investasi di bidang pendidikan saat ini telah dimulai dengan kehadiran Apple Academy di Indonesia.

Selain itu, IBM juga telah berencana untuk mendirikan Hybrid Cloud Academy di Batam.

Sementara, pembangunan data center yang merupakan infrastruktur digital yang paling penting dalam jangka pendek, juga tengah dilakukan di KEK Nongsa Digital Park. Dan diharapkan dapat menjadi Game Changer.

Baca juga : Genjot Ekonomi Digital, Pemerintah Siapkan SDM Yang Kompetitif

Akselerasi Ekonomi Digital

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Muhammad Hanri mengungkapkan, akselerasi ekonomi digital menjadi keharusan ketika UMKM ingin naik kelas.

Menurutnya, ketika UMKM mampu mengadopsi digitalisasi, maka akan terbuka peluang bagi UMKM lebih berkembang.

Hanri setuju dengan Airlangga, adopsi digitalisasi, baik tata kelola usaha, pemasaran, sampai pembayaran, tidak bisa dielakkan dan jadi bagian penting kalau UMKM mau naik kelas.

“Mereka bisa dapat vendor yang lebih luas, tata kelola usaha yang lebih efisien, dan bisa memasarkan produknya dengan lebih luas lagi," ujarnya.

Meski demikian, potensi besar dari UMKM yang terdigitalisasi juga dibarengi dengan tantangan berat. Untuk itu, sarana dan prasarana digital harus segera dipersiapkan guna mengakselerasi ekonomi digital yang mampu membuat UMKM naik kelas. Para pelaku UMKM juga bisa lebih cepat mengadopsi dan beradaptasi dengan iklim digital.

Baca juga : Ayo Beradaptasi Dengan Perkembangan Teknologi

"Tapi ini bukan tanpa konsekuensi. Salah satunya, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur yang mendukung. Seperti jaringan internet, support device yang dibutuhkan, hingga capacity building bagi para pelaku ini supaya bisa adopt dengan baik," jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga patut membuat kebijakan yang mampu memperkuat sisi permintaan, serta mendorong publik untuk masuk dalam ekosistem ekonomi digital.

Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan keberadaan dan kelayakan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, pengiriman barang, ataupun bandara.

"Demand side juga harus diperkuat. Pelanggan harus mulai bergerak mengadopsi digitalisasi seperti pembelian, pembayaran, supaya environment-nya juga terbentuk," ungkapnya.

Menurut Hanri, saat ini Indonesia masih mendapati ketimpangan penguasaan teknologi dengan negara Barat. Namun, ketika Indonesia mampu memaksimalkan dan mengupayakan aspek tersebut, maka UMKM akan lebih terfasilitasi untuk naik kelas.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.