Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Gandeng BASF, IKK Fokus Pasarkan NAS, Baterai Pembangkit Listrik Berbasis EBT
Selasa, 6 Desember 2022 09:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perusahaan Jerman BASF Stationary Energy Storage GmbH telah meneken MoU secara online, dengan PT Indo Kreasi Konstruksi, perusahaan yang fokus dalam pengembangan Pembangkit Renewable Energy pada 2 Desember 2022.
Kedua perusahaan terus berupaya menghadirkan teknologi terbaru, yang telah terbukti bermanfaat bagi kemajuan dan kemandirian bangsa, dalam rangka mewujudkan net zero emissions dan sustainability energy.
Untuk diketahui, tantangan utama dalam mengembangkan EBT adalah intermittent, tentang bagaimana pasokan energy dari EBT khususnya photovoltaic (solar) dan windfarm dapat dihandalkan.
Mengingat ketidakpastian daya yang dihasilkan naik/turun (uncertainty). Istilah teknisnya, capacity factor lebih rendah dibanding sumber energi lainnya.
Baca juga : Jokowi Targetkan RI Jadi Raja Baterai Kendaraan Listrik
Karena itu, pemilihan teknologi yang telah terbukti dan tepat dapat menjadi solusi terbaik. Supply daya ke pelanggan, dipastikan tidak akan terganggu pada saat pemadaman listrik. Atau pada saat permintaan meningkat (beban puncak). Bahkan, pada saat tidak ada angin dan matahari yang cukup.
Direktur Utama IKK Nel Adianto mengatakan, lewat inisiatif strategis menggandeng BASF Stationery Energy Storage GmbH yang berpusat di Jerman, pihaknya fokus memasarkan produk baterai NAS di Indonesia.
Khususnya, beberapa proyek pengembangan Energi Baru Terbarukan (PLTS/Wind Farm + ESS) yang sedang digarap pada tahun 2023 – 2024, pada beberapa lokasi di Indonesia.
"Mudah-mudahan, teknologi baterai yang sangat baik ini, mampu menjawab permasalahan yang selama ini dihadapi PLN. Terutama, yang terkait intermittent, harga dan lifecycle,” papar Nel Adianto, yang didampingi Direktur Mohammad Affan.
Baca juga : Sukseskan Transisi Energi, PLN Siapkan Sistem Pembangkit Listrik EBT yang Fleksibel
Baterai NAS tak seperti jenis baterai alkali lainnya yang relatif lebih mahal dan memiliki daya tahan kurang dari 10 tahun. Bahkan, hanya 5 tahun. Sehingga, menguntungkan dalam berinvestasi di sektor EBT.
Dr Han Yu, selaku Head of Asia Sales mengatakan, baterai NAS sudah di-install di lebih dari 250 lokasi di seluruh dunia. Seperti Jepang, Jerman, USA, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, Italia, Kanada, Belgia dan sebagainya.
Tahun 2021, total kapasitasnya 700 MW/4,9 GWh. Sekarang, sudah 5 GWh.
Baterai NAS termasuk dalam kategori baterai yang ramah lingkungan karena berbahan utama garam dan sulfur. Teknologi ini telah dikembangkan / terpasang di Jepang, sejak 22 tahun lalu.
Baca juga : Pasokan Dan Harga Pangan Di Kalbar Aman Terkendali
Kelebihan lainnya, di beberapa negara, baterai NAS telah terbukti mampu bertahan (lifecycle) di atas 20 tahun, tahan api, suhu ekstrem, dan rendaman banjir. Sehingga, tidak memerlukan perlakuan khusus ataupun shelter dengan suhu ruangan tertentu.
Pada umumnya, baterai ini digunakan untuk pembangkit listrik yang berbasis EBT di perkotaan, kawasan industri, dan perusahaan listrik (transimisi /distribusi).
Akhirnya, kedua belah pihak bersepakat mempercepat penetrasi pasar dan akselerasi penerapan EBT di Indonesia.
PT IKK menghadirkan baterai ini di Indonesia, karena sangat potensial untuk diimplementasikan. Khususnya, pada proyek-proyek de-dieselisasi PLN atau proyek-proyek EBT yang dikembangkan IPP lainnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya