Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat tipis 0,06 persen ke level Rp 15.593 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding perdagangan kemarin di level Rp 15.603 per dolar AS.
Pergerakan mata uang Asia terhadap dolar AS bervariasi. Yen Jepang anjlok 0,31 persen, baht Thailand turun 0,17 persen, dolar Taiwan minus 0,08 persen, dolar Hong Kong melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia minus 0,06 persen, dolar Singapura turun 0,04 persen, won Korea Selatan menguat 0,37 persen, dan peso Filipina naik 0,2 persen.
Baca juga : Lea Michele, Nolak Dipaksa Operasi Hidung
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,06 persen ke level 103,65. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,23 persen ke level Rp 16.582, terhadap poundsterling Inggris minus 0,27 persen ke level Rp 18.999, dan terhadap dolar Australia menguat 0,19 persen ke level Rp 10.427.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen global datang dari Bank of Japan yang akan akan meninjau kendali kebijakan kontrol kurva imbal hasil obligasi Pemerintahnya. Bank Sentral Jepang juga akan memperluas rentang perdagangan untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dalam perubahan yang tidak terduga.
Baca juga : Rupiah Jangan Terus-terusan Payah
Adapun, Federal Reserve yang hawkish dan meningkatnya ketegangan geopolitik, telah berada di bawah tekanan dalam beberapa pekan terakhir karena investor bertaruh bahwa bank sentral mungkin memiliki ruang terbatas untuk mempertahankan suku bunga melawan inflasi yang semakin naik.
"Pekan lalu, Ketua Jerome Powell mengatakan The Fed akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan meskipun ada kemungkinan resesi AS, dengan suku bunga diperkirakan akan mencapai puncaknya di atas 5 persen," ujarnya dalam riset harian, Rabu (21/12).
Baca juga : Rupiah Keok Lawan Dolar AS Pagi Ini
Ibrahim memproyeksi mata uang Garuda akan berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.590-Rp 15.650 per dolar AS.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya