Dark/Light Mode

Rupiah Jangan Terus-terusan Payah

Jumat, 9 Desember 2022 06:38 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepanjang tahun ini, rupiah terus tertatih-tatih. Nilainya lebih banyak turun ketimbang naik. Sepanjang 2022 ini, nilai mata uang kita sudah turun sekitar 7 persen dibanding dolar AS.

Bulan kemarin, bahkan nilai rupiah sudah sangat dekat dengan Rp 16.000 per dolar AS, rekor terlemah yang kita alami saat terjadi krisis moneter di tahun 1998. Pekan lalu, rupiah sempat sedikit menguat, tapi kini melemah lagi. Masih ada di kisaran Rp 15.600 per dolar AS.

Baca juga : Sudah Cape Mikirin Tempe

Bagi kaum awam, kondisi ini sangat membingungkan. Padahal, katanya pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih baik dibanding banyak negara. Bahkan lebih baik dibanding Amerika dan Inggris. Neraca perdagangan kita juga selalu surplus selama 2 tahun lebih. Logikanya, jika semua baik, rupiah juga harusnya ikut membaik. Ternyata tidak demikian.

Yang paling aneh adalah, ketika dolar mengalami inflasi. Logika awam, saat dolar inflasi, seharusnya nilai tukar mata uang Paman Sam itu melemah, karena nilainya turun. Namun yang terjadi, justru rupiah yang semakin tergencet. Analisis pakar pakar, hal ini terjadi karena banyak orang mencari dolar.

Baca juga : Kenaikan Harga Telur Bikin Babak Belur

Kalau terus seperti ini, kapan ada kesempatan rupiah menguat. Rakyat kecil sudah capek dengan rupiah yang terus-terusan payah di hadapan dolar dan sejumlah mata uang negara lain. Sebab, melemahnya rupiah bikin hidup masyarakat kecil semakin susah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.