Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Denny JA: Saatnya Indonesia Nyatakan Merdeka Covid

Kamis, 29 Desember 2022 23:01 WIB
Denny JA. (Foto: Ist)
Denny JA. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia, Denny JA mengatakan, saat ini momentum Indonesia nyatakan pandemi Covid-19 sudah berakhir. Pasalnya, jumlah kasus terus turun. Bahkan, beberapa negara sudah menyatakan merdeka dari virus sialan itu.

Menurut Denny negara yang sudah menyatakan merdeka Covid adalah Inggris dan Amerika Serikat. Pada Februari 2022 lalu, Perdana Menteri Inggris yang kala itu menjabat, Boris Johnson menyatakan, perang terhadap Covid-19 telah dimenangkan dan Pandemi di Inggris pun sudah usai.

Menyusul Inggris, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada September 2022 lalu juga mengeluarkan pernyataan serupa, yakni masa pandemi telah usai di negeri Paman Sam tersebut.

“Akankah Presiden Jokowi menyatakan hal yang sama sebelum tahun ini berakhir, ataukah di awal tahun 2023? Jika hal itu terjadi, maka semua pembatasan Covid-19, mulai dari kewajiban memakai masker, pembatasan sosial, hingga pengecekkan Peduli Lindungi akan diakhiri,” jelas Denny JA dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/12).

Dia menambahkan, jika merujuk pada data Worldometers, situs yang memperbarui data statistik di seluruh dunia, per 29 Desember 2022 dari total 8 miliar populasi manusia di dunia, ada lebih dari 663 juta orang yang terkena Covid-19 atau sekitar 9 persen dari seluruh populasi. Dengan kata lain, secara rata-rata dari setiap 100 orang, terdapat 9 orang yang telah terpapar Covid-19.

Baca juga : Ernando Ari Makin Nyaman Bersama Bajul Ijo

Merujuk pada sumber yang sama, tercatat bahwa total yang meninggal karena Covid-19 di seluruh dunia ada lebih dari 6,6 juta orang. Dengan kata lain, dari setiap 100 orang yang terkena Covid-19, rata-rata yang meninggal sebanyak 1 orang. Artinya, tingkat kematian akibat Covid-19 adalah 1 persen.

Menurut Denny, kini jumlah yang terpapar maupun yang meninggal karena Covid-19 sudah jauh menurun. Sedangkan total vaksin yang sudah disuntikkan di seluruh dunia telah mencapai 13 miliar vaksin.

Puncak tertinggi masa pandemi sendiri terjadi pada Desember 2021. Pada saat itu ada sekitar 3,5 juta orang yang terjangkit Covid-19 per harinya di seluruh dunia. Jika dibandingkan dengan Desember tahun ini, jumlah mereka yang terjangkit Covid-19 adalah sekitar 700 ribu orang per harinya.

Sedangkan puncak kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia terjadi pada Januari 2021 di mana sekitar 17 ribu orang meninggal dunia setiap harinya. Namun pada Desember 2022 ini, mereka yang meninggal akibat Covid-19 menurun menjadi di bawah 2.500 orang.

Sementara itu, kata Denny, WHO sebagai badan kesehatan dunia juga sudah memberi sinyal bahwa era pandemi akan segera berakhir. “Inggris dan Amerika Serikat dengan berani menyatakan bahwa pandemi memang telah berakhir di negara merdka. Pernyataan mereka pun telah didukung data yang valid,” jelas Denny.

Baca juga : Balikin Aset Kami, Meneer

Di Inggris, misalnya, tingkat tertinggi kematian karena Covid-19 terjadi pada bulan Desember 2020 di mana ada sekitar 1.300 kematian setiap harinya. Namun kini angka tersebut telah menurun di bawah 100 kematian setiap harinya. Angka kematian tersebut merupakan angka kematian yang umum untuk penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan paru-paru.

Sedangkan di Amerika Serikat tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 terjadi pada Desember 2020, di mana lebih dari 4.000 orang meninggal dalam satu hari. Namun kini, pada periode September-Desember 2022, rata-rata kematian karena Covid-19 berada di bawah 400 orang.

Denny pun mempertanyakan soal situasi Covid-19 di Indonesia saat ini. Tingkat kematian tertinggi karena Covid-19 di Indonesia terjadi pada Juli-Agustus 2021. Pada periode itu, pernah terjadi 2.000 kematian akibat Covid-19 dalam satu hari. Namun pada Desember 2022, tingkat kematian akibat Covid-19 di bawah 50.

“Pada September-Okrober 2022, saya berkunjung ke London. Di bandara, mall dan hotel, semua orang berlalu-lalang selayaknya era sebelum Covid-19,” ujar Denny.

Dia juga menekankan bahwa tidak ada aplikasi sejenis Peduli Lindungi yang diperlukan sebagai syarat memasuki gedung. “Hampir semua orang tak lagi memakai masker dan memperkirakan mungkin hanya sekitar lima persen orang memakainya,” kata Denny.

Baca juga : Gandeng ITB, Coway Indonesia Hadirkan Produk Air Minum Berkualitas

“Dugaan saya pastilah di antara ratusan orang yang berkeliaran di Mall London saat itu ada yang terpapar Covid-19, sebagaimana juga ada yang terkena flu,” sambungnya.

Dengan kata lain, menurut Denny, terpapar Covid-19 saat ini tidak lagi dianggap sebagai masalah, karena mayoritas populasi telah divaksin dan presentase kematian akibat Covid-19 juga sudah jauh menurun.

“Mungkin ada masyarakat yang bertanya. Bukankah masih ada yang meninggal karena Covid-19? Lalu mengapa pandemi harus dinyatakan berakhir padahal masih ada yang meninggal karenanya?” tutur Denny.

Menurut Denny, mereka yang meninggal karena flu pun masih ada. Tapi flu tidak lagi dianggap pandemi dan sebaiknya Covid-19 mulai diperlakukan seperti flu.

“Sebelum tutup tahun 2022, atau di awal tahun baru 2023, kita ingin mendengar Jokowi resmi mendeklarasi semua pembatasan atas Covid-19 di Indonesia diakhiri,” demikian Denny.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.