Dewan Pers

Dark/Light Mode

Pagi Ini, Rupiah Turun Di Tengah Penguatan Dolar AS

Selasa, 10 Januari 2023 10:21 WIB
Mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta. (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)
Mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta. (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka melemah 0,08 persen ke level Rp 15.579 per dolar AS dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp 15.567,5 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang melesat 0,34 persen, baht Thailand terbang 0,26 persen, peso Filipina naik 0,48 persen, won Korea Selatan menguat 0,39 persen, dan yuan China melesat 0,24 persen, dolar Singapura menguat 0,08 persen dan dolar Hong Kong terpantau minus 0,07 persen.

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,05 persen ke level 102,97. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,01 persen ke level Rp 16.660, terhadap poundsterling Inggris menguat 0,08 persen ke level Rp 18.893, dan terhadap dolar Australia naik 0,11 persen ke level Rp 10.715.

Berita Terkait : Pariwisata Mulai Bangkit

Analis Pasar Keuangan PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpeluang menguat hari ini, seiring menguatnya sentimen bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang kemungkinan tidak akan menaikan suku bunga acuannya setinggi tahun lalu.

Menurutnya, petinggi the Fed, Raphael Bostic berpendapat bahwa the Fed akan menaikan suku bunga acuannya 25 atau 50 basis poin pada rapat bulan Februari nanti.

“Tahun lalu, the Fed menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin sebanyak 4 kali dan di Desember turun menjadi 50 basis poin,” ujarnya dalam riset, Selasa (10/1).

Berita Terkait : KPK Pertimbangkan Cegah Pengusaha Dito Mahendra Ke LN

Ia mengatakan, sentimen ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Selain itu kebijakan China yang lebih longgar dalam menghadapi penularan Covid-19 di negaranya juga memberikan sentimen positif ke aset berisiko di pasar keuangan.

“China lebih membuka ekonominya dan tidak melakukan karantina ketat. Ini membantu meningkatkan permintaan dan suplai sehingga membantu pertumbuhan ekonomi global," ungkapnya.

Ariston memproyeksi, nilai tukar rupiah hari ini berpotensi mengalami penguatan di rentang Rp 15.520-Rp 15.500 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.600 per dolar AS. ■