Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jelang Musim Panen Raya

Bapanas Stop Impor Beras Bulan Depan

Minggu, 15 Januari 2023 07:30 WIB
Petani menjemur gabah hasil panen di areal persawahan Ranomeeto, Konawe, Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/1/2023). Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan di tahun 2023 penyerapan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 2,4 juta ton dengan stok akhir tahun sebesar 1,2 juta ton dan proyeksi tersebut meningkat dibanding penyerapan tahun 2022 angka serapan Bulog tercatat sebanyak 993 ribu ton. (ANTARA FOTO/Jojon/hp).
Petani menjemur gabah hasil panen di areal persawahan Ranomeeto, Konawe, Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (10/1/2023). Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan di tahun 2023 penyerapan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 2,4 juta ton dengan stok akhir tahun sebesar 1,2 juta ton dan proyeksi tersebut meningkat dibanding penyerapan tahun 2022 angka serapan Bulog tercatat sebanyak 993 ribu ton. (ANTARA FOTO/Jojon/hp).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) memastikan bakal menghentikan kegiatan impor beras pada bulan depan. Sebab, pertanian padi sudah memasuki musim panen raya pada Maret.

Adapun beras impor sebanyak 300 ribu ton yang akan masuk pada Februari merupakan impor tahap kedua dalam rangka me­menuhi target 500 ribu ton beras.

Kepala Bapanas Arief Prase­tyo menjelaskan, setelah semua panen raya, tidak akan ada lagi impor beras.

Baca juga : Senayan: Stop Impor Beras

“Kami akan stop (impor). Total 500 ribu ton hanya bridging sam­pai panen raya, yang menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pada Februari akhir,” kata Arief saat melakukan pemantauan Gudang Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, Jumat (13/1).

Sebagai informasi, tahap kedua impor beras sebanyak 300 ribu ton tersebut didatangkan dari Vietnam, Thailand, Paki­stan, dan Myanmar.

Arief merinci, total beras impor sebanyak 500 ribu ton dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama mengimpor sebanyak 200 ribu ton, dan kedua sebanyak 300 ribu ton.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Belum Bertenaga

Sementara beras impor tahap pertama sebanyak 200 ribu ton yang awalnya ditargetkan ram­pung masuk pada Desember lalu, saat ini baru masuk 120 ribu ton karena kendala cuaca. “Da­lam satu dua minggu ini akan genap 200 ribu, tetapi paralel,” terangnya.

Untuk itu Bapanas segera menggelontorkan beras Bulog hingga panen raya tiba, dalam upaya menstabilkan harga beras di tingkat konsumen.

“Sekarang waktunya kami mengeluarkan beras Bulog mela­lui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Presiden memonitor dan memer­intahkan langsung Badan Pangan Nasional, Kemendag (Kemen­terian Perdagangan), dan Bulog untuk stabilisasi sampai dengan panen raya,” kata Arief.

Baca juga : Tugas Berat Di Depan Mata

Ia melanjutkan, penyaluran beras medium melalui program KPSH tersebut bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog yang berasal dari pembelian langsung. Baik yang dibeli dengan meng­gunakan Harga Pembelian Pe­merintah (HPP), harga fleksibili­tas, pengalihan stok komersial, maupun pengadaan dari luar atas penugasan Pemerintah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.