Dark/Light Mode

Impor Beras Bakal Rugikan Petani

Rabu, 21 Desember 2022 21:54 WIB
Dewan Pembina Gerakan Tani Rakyat (GETAR) Pusat, Bambang Haryo Soekartono bersama petani. (Foto: Ist)
Dewan Pembina Gerakan Tani Rakyat (GETAR) Pusat, Bambang Haryo Soekartono bersama petani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Pembina Gerakan Tani Rakyat (GETAR) Pusat, Bambang Haryo Soekartono menyayangkan, langkah pemerintah yang mengimpor beras. Menurut dia, kebijakan tersebut merugikan petani.

Menurut dia, berkurangnya stok Bulog, karena lembaga tersebut hanya bisa menyerap beras nasional sebesar 1,2 juta ton di 2021. Jumlah ini relatif sangat kecil bila dibandingkan dengan serapan produksi beras nasional secara total yang jumlahnya mencapai 31,33 juta ton.

Baca juga : Produksi Petani Jadi Sia-sia

"Serapan Bulog yang relatif sangat sedikit ini karena Bulog belum bisa secara profesional menyerap beras nasional, termasuk juga memasarkan beras nasional kemasyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/12).

Dia juga prihatin dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang memaklumi harga beras tinggi di Indonesia tanpa menganalisa penyebabnya. Mentan seharusnya mendorong peningkatan produksi beras nasional untuk bisa bersaing dengan negara lain.

Baca juga : Mentan Di-bully

"Harusnya Menteri Pertanian mendengar keluhan petani mulai dari sektor pengairan yang kesulitan air, kesulitan pupuk baik subsidi maupun non subsidi, kesulitan benih, kesulitan BBM subsidi, asuransi, hama, kesulitan mendapatkan KUR, serta pemasaran produk petani sangat kurang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, bila produksi wajar dengan lahan panen padi 10,4 juta hektar yang perhektarnya menghasilkan rata rata 8 ton per lahan dan bisa panen dua kali, serta keberpihakan pemerintah kepada petani cukup besar maka harusnya bisa menghasilkan 166,4 juta ton gabah atau setara dengan sekitar 90 juta ton beras yang dihasilkan pertahunnya.

Baca juga : KAI Kerahkan Ribuan Petugas Amankan Angkutan Nataru

Dengan kebutuhan masyarakat Indonesia setahun yang hanya 20 sampai 30 juta ton, masih akan tersisa 60 juta ton beras yang bisa ekspor ke negara lain seperti yang diinginkan oleh Jokowi tidak perlu lagi impor beras dari luar negeri.

"Tentu harga beras kitapun akan menjadi semakin murah bila komponen biaya yang saat ini besar ditanggung oleh para petani bisa di selesaikan oleh Kementerian Pertanian, ” tutup Bambang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.