Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Harga Beras Mahal, Buwas Salahkan Mafia

Sabtu, 21 Januari 2023 08:19 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Istimewa)
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak mau disalahkan atas kenaikan harga beras akhir-akhir ini. Pria yang akrab disapa Buwas ini justru menyalahkan mafia. Kata Buwas, ada mafia yang menghalangi pedagang membeli beras langsung ke Bulog. Pedagang akhirnya membeli beras ke mafia itu dengan harga mahal.

Buwas menerangkan, Bulog menjual beras Rp 8.300 per kilogram. Seharusnya, beras tersebut dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.400. Namun, karena pedagang membeli beras dari mafia dengan harga di atas Rp 8.300, mereka terpaksa menjualnya di atas HET.

Mantan Kabareskrim ini mengaku sudah mengetahui mafia yang menghalangi pedagang membeli beras langsung dari Bulog. Dia bahkan sudah mengantongi bukti jika mafia tersebut mengumpulkan dan mengintimidasi para pedagang. 

“Ada rekamannya semua. Siapa yang hadir, saya tahu. Di mana tempatnya, saya tahu. Jangan merasa hebat, ngancam-ngancam," kata Buwas, di kantornya, kemarin.

Baca juga : ONH Jadi 69 Juta, PKB Siap Kawal Usulan Menag Di Senayan

Buwas menegaskan, tidak akan memberikan beras kepada para mafia tersebut. Dia mengimbau, pedagang beras langsung membeli beras ke Bulog. 

Untuk menekan harga, Bulog sebenarnya punya program menggelontorkan 500 ribu ton beras ke seluruh Indonesia. Awal Januari 2023, Bulog melakukan pengujian dengan target 100 ribu ton. Beras itu digelontorkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal Operasi Pasar. Beras itu adalah beras dalam negeri.

Namun, dampak dari operasi pasar ini belum terlihat. Harga beras masih mahal. “Begitu saya gulirkan itu, nggak ada pengaruhnya, seperti kita menggarami air laut," aku Buwas.

Karena itu, dia pun menyetop penyaluran beras dan melakukan evaluasi. Dia pun meminta semua pihak untuk ikut mengawasi. 

Baca juga : Sharena Gunawan, Kencan Setiap 2 Pekan Sekali

Dikutip dari Info Pangan Jakarta, kemarin, beras premium atau beras Setra I dibanderol Rp 12.990 per kilogram, naik Rp 88 dari sehari sebelumnya. Beras IR II (IR 64) Ramos juga mengalami kenaikan, menjadi Rp 11.129 atau naik Rp 41 dari sehari sebelumnya. Harga beras medium juga masih lebih tinggi dari HET Rp 9.450.

Sementara, harga beras jenis lainnya mengalami penurunan. Beras pera atau beras IR 42 turun Rp 45 menjadi Rp 12.894, beras IR I (IR 64) turun Rp 54 menjadi Rp 11.758, beras Muncul I turun Rp 145 menjadi Rp 12.684. Lalu, beras medium atau beras IR III (IR 64) turun Rp 155 menjadi Rp 10.141. 

Data awal Panel Harga Badan Pangan, harga rata-rata nasional juga menunjukkan kondisi serupa. Kemarin, harga beras premium di tingkat pedagang eceran naik Rp 20 jadi Rp 13.190. Sedangkan beras medium turun Rp 50 jadi Rp 11.530. 

Di pedagang grosir, harga beras medium naik Rp 70 jadi Rp 10.790. Sedangkan harga beras premium turun Rp 110 jadi Rp 12.100.

Baca juga : SDG Dan Keluarga Besar Ponpes Ash-Shalihin Gowa Doakan Ganjar Presiden 2024

Masih tingginya harga beras membuat Presiden Jokowi kesal. Jokowi bilang, mahalnya beras ini masalah serius dan harus menjadi perhatian bagi para kepala daerah.

Kepala Negara memaparkan, harga beras mengalami kenaikan di 79 daerah. Jokowi mengaku sudah memperingatkan Bulog terkait kenaikan harga beras tersebut. "Hati-hati dengan kenaikan beras. Kita harus bekerja detail. Sudah dua hari lalu saya peringatkan Bulog masalah ini," ujarnya, saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia, di Sentul City, Bogor, Selasa (17/1).

Jokowi menginstruksikan kepala daerah turun ke lapangan. Mengecek langsung harga pangan. "Sudah nggak musim yang namanya bawahan ABS (asal bapak senang), dengan laporan, ‘Pak, baik Pak. Nggak ada yang naik Pak. Harga stabil Pak’,” tegasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.