Dark/Light Mode

Chainway Dorong Teknologi Blockhain 2.0 Di Tanah Air

Minggu, 18 Agustus 2019 05:59 WIB
Jumpa pers Empowering Blockchain Summit yang akan digelar September. (Foto : istimewa)
Jumpa pers Empowering Blockchain Summit yang akan digelar September. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Empowering Blockchain Summit, beragam solusi blockchain untuk sektor industri akan digelar pada 13-14 September mendatang, di Jakarta. Diprakarsai oleh Chainway, platform bisnis blockchain berbasis di Indonesia.

Menurut COO of Chainway WooJoo Lee, dalam mengembangkan industri blokchain, perusahaan startup tersebut tidak hanya fokus pada teknologi, internet dan investasi. “Kami fokus menjadi platform yang menjembatani startup blokchain, sekaligus ingin mengenalkan kepada masyarakat Indonesia mengenai manfaat dan teknologi blockchain untuk kebutuhan sehari-sehari,” ungkapnya dalam jumpa pers, Jumat (16/8).

Baca juga : Selama Pembangunan, Pedagang Blok G Pasar Tanah Abang di TPS

Konferensi perdana tersebut akan mempertemukan para pemimpin, pendiri dan pengembang dari perusahaan besar, untuk membangun momentum masa depan industri blockchain. Diantaranya; Binance, Samsung SDS, Indodax, Samsung Electronics Indonesia, QCP Capital, SolidBlock dan Gopax Indonesia. Perwakilan dari Binance yakni Dan Clarke melihat besarnya peluang untuk masuk pasar blokchain di Indonesia.

“Kami tertarik untuk masuk Indonesia, karena di sini merupakan pasar terbesar keempat untuk kembangkan blockchain,” ucap Clarke.

Baca juga : Teknologi Blockchain Mampu Dongkrak Bisnis Logistik

Sementara, Oscar Darmawan, Chief Executive Officer at Bitcoin Indonesia menyebut Tanah Air paling tertinggal dalam memanfaatkan teknologi Blockchain. Alasannya Indonesia serba hati-hati dan penuh curiga terhadap perkembangan teknologi.

“Malaysia, Singapura, Ameri- ka, Australia, Jepang sudah lama mengggunakan Blockchain. Saya pikir sudah saatnya Indonesia menggunakan teknologi ini,” kata Oscar.

Baca juga : Tito Tamat Apa Lanjut

Blockchain pertama kali diimplementasikan pada 2009, dan direvolusi dengan Blockchain 2.0 pada 2014. Teknologi Blockchain terdiri dari blok yang menampung transaksi, dimana masing-masing blok saling terkait melalui kriptografi, sehingga membentuk jaringan.

“Pelaku usaha terkait teknologi Blockchain dan revolusi industri 4.0, sehingga didapatkan pemahaman dan pemanfaatan yang optimal dalam rangka mendukung pertumbuhan teknologi Blockchain Indonesia yang berdaya saing tinggi,” imbuh Chairman Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), Muhammad. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.