Dark/Light Mode

Dongkrak Ekonomi

Regulasi & Birokrasi Harus Dibenahi

Selasa, 28 Mei 2019 06:01 WIB
Bambang Brodjonegoro
Bambang Brodjonegoro

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah belum mampu membenahi regulasi dan birokrasi dengan mudah. Akibatnya, investor jadi segan berinvestasi di Indonesia karena rumitnya regulasi. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, regulasi dan birokrasi kelembagaan di Indonesia saat ini masih restriktif (membatasi), berbelit-belit dan sangat mahal.

Kondisi ini membuat investor segan berinvestasi, sehingga harus segera dibenahi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

"Masalah birokrasi dan regulasi ini harus diatasi dengan segera dan serius, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih melesat,” ujar Bambang.

Tingginya tingkat korupsi di Indonesia dan birokrasi yang tidak efektif, lanjut Bambang, turut menjadi permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Kemudian, ada juga risiko yang harus dihadapi sektor swasta karena kebijakan yang tidak pasti akibat kurangnya koordinasi di pemerintahan.

Baca juga : Program Kementan Tekan Inflasi dan Stabilkan Harga Pangan

Bappenas, lanjut Bambang telah melakukan kajian khusus dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasilnya, masalah-masalah tersebut sangat menghambat dan perlu dibenahi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. 

Karenanya, ada beberapa kebijakan yang disiapkan pemerintah untuk membenahi masalah tersebut, diantaranya memperbaiki regulasi dan kelembagaan dengan memastikan setiap institusi memiliki fungsi yang jelas, dengan kebijakan yang tidak tumpang tindih dan koordinasi yang efektif.

Selain itu, pemerintah juga melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan mendorong perluasan internet dan konektivitas jalan sehingga memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi agar menjadi inklusif. 

"Kami juga memperbaiki kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi, utamanya dengan memperbaiki kualitas tenaga kerja, mengembangkan pelatihan vokasi, hingga mengembangkan skema untuk meningkatkan peran riset dan penelitian," kata Bambang.

Langkah lain, sambungnya, pemerintah mengembangkan skema pembiayaan alternatif seperti Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) sebagai solusi alternatif untuk mengatasi terbatasnya penerimaan negara dari pajak.

Baca juga : Cegah Monopoli, Tarif Promo Jor-Joran Ojol Harus Diatur

Upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia juga terus dilakukan, terutama dalam peningkatan kesehatan dan pendidikan.

“Di masa depan, Indonesia membutuhkan reformasi kurikulum dan inovasi metode pembelajaran sebagai senjata pamungkas untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas," ujar Bambang.

Dalam acara The Second Stolypin Forum yang dilaksanakan di Moskow, Rusia, Kamis (23/5), Bambang juga mengelaborasi tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, tantangan ekonomi jangka menengah, hingga cara Indonesia mengimplementasikan reformasi struktural. 

Meskipun harus menghadapi berbagai tantangan global dan domestik beberapa tahun belakangan, ia memastikan, ekonomi Indonesia dapat bertahan menguat. 

"Pertumbuhan ekonomi yang menguat didorong stabilnya konsumsi rumah tangga dan tingginya pertumbuhan investasi.  Selain disebabkan meningkatnya investasi, pertumbuhan ekonomi juga didorong tingginya pertumbuhan sektor jasa, utamanya di sektor teknologi informasi dan komunikasi yang mendorong perkembangan dunia digital di Indonesia," tegasnya.

Baca juga : Kemenpora: Reformasi Birokrasi CiptakanTata Kelola Pemerintahan Yang Baik

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengaku. kalau tingginya ego sektoral masing-masing pejabat negara masih menjadi persoalan utama yang membuat proses birokrasi sampai perizinan investasi di tanah air sangat lamban.

Demi mendongkrak kinerja investasi yang berefek pada pertumbuhan ekonomi yang positif, kalangan pengusaha berharap para pejabat negara baik pusat maupun daerah menghilangkan egonya masing-masing dan bersinergi demi kepentingan nasional. (NOV)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.