Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pemerintah Lakukan Pembenahan & Perbaikan
Kasus Pamer Harta Jangan Bikin Setoran Pajak Anjlok
Minggu, 5 Maret 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kasus kepemilikan harta fantastis pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rafael Alun Trisambodo dan kasus kekerasan yang melibatkan anak Rafael, semoga tidak dijadikan alasan masyarakat tak membayar pajak. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah melakukan langkah tegas terkait kasus tersebut.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menanggapi hal itu. Dia bilang, pihak terkait sudah dicopot dari jabatannya, sedangkan kasus kekerasan sudah diperiksa secara hukum.
“Saya kira tak tepat lah hal seperti itu (seruan tidak bayar pajak) jadi isu, karena menimbulkan ketidakpercayaan. Jangan sampai orang jadi tidak mau bayar pajak,” kata Ma’ruf dalam video YouTube yang diterbitkan Sekretariat Wakil Presiden, Rabu (1/3).
Ma’ruf sepakat Kemenkeu terus melakukan pembenahan dan perbaikan sesuai tuntutan masyarakat.
Baca juga : BUMN Pede Stok & Harga Pangan Aman Terkendali
Saat ini, Kemenkeu telah melakukan berbagai perbaikan sistem perpajakan bahkan melalui digitalisasi, kemudian sistem pajak online dan penertiban aparatur perpajakan.
“Meski di dalamnya masih terdapat kasus, tapi tidak boleh menjadi alasan masyarakat tidak membayar pajak,” tegas Ma’ruf.
Sri Mulyani mengungkapkan dampak apabila penerimaan pajak negara tidak maksimal, akibat masyarakat ogah membayar pajak.
“Hal itu akan memberikan efek terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Pemasukan negara bakal mengalami penurunan drastis kalau masyarakat malas bayar pajak,” kata Ani-panggilan akrab Sri Mulyani.
Baca juga : Telkom Optimalkan Pemberdayaan Mantan Napiter Di Jawa Timur
Menurutnya, kondisi itu sangat berbahaya, karena 2023 merupakan tahun yang cukup sulit. Bahkan, kondisi global yang masih diliputi krisis menyebabkan beberapa negara di dunia masuk ke jurang resesi.
Pada kondisi tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menjadi peredam kejut dari gejolak global yang masih terjadi.
“Kalau kita tidak memiliki APBN kuat, ekonomi kita jatuh dari sisi belanja. Ekonomi kita bakal nyungsep dalem banget,” tegas Ani.
Pengamat pajak dari Center for Indonesian Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar mengatakan, kasus Rafael dan anaknya menjadi peristiwa besar kedua yang paling menggerus kepercayaan publik terhadap Kemenkeu, khususnya Direktorat Jenderal Pajak.
Baca juga : Lukisan AI Denny JA Curi Perhatian Di Pameran Seni IMLF
Sebelumnya, kepercayaan publik pada instansi tersebut menurun ketika kasus pegawai pajak Gayus Tambunan tahun 2010. Saat itu muncul seruan boikot pajak, menyusul kepemilikan harta Gayus yang mencapai Rp 74 miliar.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya