Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerhati pangan Irma Suryani Chaniago meminta Bulog segera melakukan evaluasi rencana impor beras sebanyak 2 juta ton untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Menurutnya, rencana tersebut keliru dan dapat menghambat laju kesejahteraan petani.
"Para petani tengah menghadapi puncak panen raya kok impor. Ini keputusan keliru, tidak masuk akal. Saya minta segera di evaluasi, karena impor memiliki dampak terhadap kesejahteraan petani," ujar Irma, Rabu (29/3).
Irma menerangkan, produksi beras tahun 2022 mencapai 31,54 juta ton atau naik 0,29 persen dibandingkan 2021. Sedangkan konsumsi beras tahun 2022 hanya 30,20 juta ton, sehingga terdapat surplus beras 1,3 juta ton.
Baca juga : Akademisi IPB: Harusnya Jangan Impor Beras, Tapi Optimalkan Serap Gabah
Kemudian, luas potensi panen pada Januari-April 2023, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai 4,51 juta hektar. Prediksi gabah kering giling mencapai 23,94 juta ton atau setara beras 13,79 juta ton.
"Kalau kita baca darI data satelit Siscrop Kementan (Sistem Informasi Standing Crop Kementerian Pertanian), diperkirakan mencapai 5,03 juta hektar atau setara 15,65 juta ton beras. Jadi, sebenarnya dari angka itu saja sudah jelas beras kita cukup. Pertanyaannya, kenapa harus impor?" herannya.
Mengenai tingginya harga beras saat ini, Irma melihat, hal itu karena kurangnya penyerapan gabah petani serta pengendalian harga di tingkat petani maupun konsumen. Karena itu, Irma mengusulkan agar Bulog menyerah beras petani secara maksimal, agar keuntungan ekonomi dinikmati bangsa sendiri.
Baca juga : Menkop dan Mendag Kompak Berantas Importir Pakaian Bekas Ilegal
"Karena itu, sekali lagi impor beras saat ini tidak diperlukan mengingat produksi beras sangat cukup. Dengan gambaran umum 2022 dan 2023 yang tidak berbeda, tidak terjadi kekurangan stok beras," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan impor beras sebesar 2 juta ton untuk mengisi CBP. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menugaskan Direktur Utama Bulog Budi Waseso untuk melakukan impor beras tahun ini.
Arief mengatakan, langkah impor beras ini mendesak mengingat cadangan beras di gudang Bulog hanya tersisa 220.000 ton dari batas aman 1,2 juta ton. Beras impor itu nanti akan digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Selain itu, beras impor ini juga akan digunakan untuk kebutuhan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat bantuan sosial pemerintah.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya