Dark/Light Mode

Eranyacloud Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

Rabu, 29 Maret 2023 22:08 WIB
Public expose Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Eranyacloud, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (29/3). (Foto: EDM)
Public expose Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Eranyacloud, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (29/3). (Foto: EDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Era Digital Media Tbk (EDM), induk perusahaan dari PT Era Awan Digital (Eranyacloud), menggelar public expose untuk memperkenalkan prospek bisnis, kinerja keuangan, dan rencana bisnis perseroan berkaitan dengan proses Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) perseroan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (29/3).

Direktur Utama dari PT Era Digital Media Tbk Yunika Rima mengatakan, dengan melakukan IPO, pihaknya dapat melakukan pengembangan bisnis komputasi awan melalui perusahaan anak, Eranyacloud. Selain itu, perseroan juga akan memperkuat segmen business to business (B2B) dengan membentuk ekosistem mitra penjual, bekerja sama dengan asosiasi industri, serta memperkuat pemasaran layanan dan produk dari perseroan ke seluruh Indonesia.

EDM menargetkan, dana yang akan diperoleh dari IPO ini sebesar Rp 75 miliar sampai Rp 82,5 miliar. Yunika menambahkan, pihaknya akan menggunakan dana hasil IPO untuk menambah modal kerja EDM sebanyak 20 persen dan investasi pada PT Era Awan Digital (Eranyacloud) sebanyak 80 persen setelah dikurangi biaya-biaya terkait IPO.

Baca juga : Drawing Piala Dunia U20 Dibatalkan, 9 Hal Buruk Ini Hantui Sepak Bola Indonesia

“Investasi di PT Era Awan Digital akan digunakan untuk berbagai hal. Salah satunya melakukan penambahan kapasitas server untuk pengembangan dan inovasi produk baru yakni Graphic Processing Unit (GPU) on cloud, Content Delivery Network (CDN), dan Object Storage,” ujar Direktur PT Era Digital Media sekaligus CEO Eranyacloud Shaane Harjani.

Berdasarkan proyeksi dari perusahaan riset global Gartner, total pasar yang dapat disasar untuk komputasi awan di Indonesia mencapai Rp 39,3 triliun pada 2025. Hal ini juga diperkuat dengan riset dari International Data Corporation di 2022 yang mengungkapkan terdapat 81 persen pengguna komputasi awan telah mengadopsi strategi multi cloud. 

Hal ini dikarenakan, teknologi komputasi awan dianggap mampu memberikan solusi alternatif serta inovatif dalam perkembangan bisnis kedepan. Terbukti, pertumbuhan pendapatan pada Eranyacloud mencapai 300 persen year-on-year (yoy). Melihat hal tersebut, perseroan yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya melalui perusahaan anak, Eranyacloud.

Baca juga : Manjakan Penggemar, 3 Jam Tangan Mewah Ini Bisa Didapat Di Indonesia

"Kami melihat bahwa EDM selaku perusahaan penyedia jasa layanan konten, mobile game dan OTT religi yang didistribusikan perusahaan telekomunikasi, yang hampir semua provider seluler di Indonesia telah menjadi mitra dari EDM. Selain itu, EDM sebagai penyedia layanan cloud computing yang dijalankan entitas anaknya, memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang sangat baik,” ucap Direktur Investment Banking Sucor Sekuritas Achdiarini Siwiwardhani.

Dia menerangkan, jumlah pengguna telepon dan komputer, serta internet di Indonesia terus meningkat. Hal ini juga tentunya akan meningkatkan kebutuhan data storage secara virtual yang semakin tinggi. “Di sisi lain, perusahaan penyedia jasa cloud computing di Indonesia belum terlalu banyak sehingga kami percaya bahwa EDM memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang baik untuk kedepannya,” ujarnya. 

Vice President Investment Banking PT Samuel Sekuritas Indonesia Nyoman Widita Prabawa menyatakan, pihaknya telah melihat transformasi digital di Indonesia semakin pesat. Banyak perusahaan memandang bahwa teknologi cloud dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnis.

Baca juga : Samsung Resmi Meluncurkan Galaxy A54 5G di Indonesia

“Kondisi pasar komputasi awan memiliki permintaan yang kuat menyebabkan penyedia komputasi awan besar di dunia seperti Amazon Web Service, Google Cloud Provider, Microsoft Azure dan Alibaba Cloud memutuskan untuk menjajaki pasar di Indonesia. Oleh sebab itu, prospek bisnis komputasi Awan di Indonesia masih sangat bagus dan ini merupakan momen yang tepat untuk EDM listing di bursa,” terang Nyoman.

EDM didirikan sejak 2015 oleh Shaane Harjani. Shaane telah mengawali kariernya sebagai promotor musik dan berhasil membawa musisi internasional seperti Justin Bieber, Jason Mraz, dan Westlife melalui Marygops yang didirikan 2010. Ketertarikannya akan berbisnis dan melihat peluang di industri digital yang berkembang pesat, Shaane membangun EDM di 2015 dan Eranyacloud di 2020. Saat ini, EDM telah mengantongi surat prafektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 24 Maret 2023. Perseroan akan membuka kesempatan bookbuilding (penawaran awal saham) bagi calon investor sejak 28-31 Maret 2023.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.