Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Bawang merah hingga kini lebih banyak dipasarkan dalam bentuk segar. Padahal, bawang merah bisa diolah menjadi berbagai produk yang memberi nilai tambah bagi petani terlebih saat panen raya yang hampir selalu diikuti jatuhnya harga.
Sebagian masyarakat mengenal olahan bawang merah sebatas bawang goreng atau campuran acar. Padahal, bawang merah juga bisa dibuat pasta, bawang iris kering, dan minyak bawang merah. Produk olahan bawang merah tersebut memang belum begitu populer di Indonesia, namun prospek usaha ke depannya cukup menjanjikan.
Kasubdit Pengolahan Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian, Dyah Ismayaningrum, menyebut, pergeseran pola konsumsi masyarakat saat ini menuntut segalanya serba praktis dan instan dalam memasak. "Bumbu dapur termasuk bawang merah yang siap pakai kian diminati. Terlebih banyak ibu muda yang tidak terbiasa mengupas dan menumbuk bawang merah. Maunya yang tinggal pakai. Di sinilah prospek bisnis pasta dan minyak bawang merah," kata wanita yang akrab dipanggil Ima tersebut.
Baca juga : Gandeng Atlet Lari Gawang, 910 Geber Penjualan Produk Lokal
Ima mengatakan sampai saat ini masih sedikit industri olahan pasta bawang merah. Sementara, baru ada di Brebes, Solok, dan Jakarta. "Padahal sentra bawang merah tersebar di berbagai daerah di Indonesia mulai dari Aceh Tengah, Karo, Simalungun, Kerinci, Lampung Selatan, Bandung, Pantura Jawa Barat, Pantura Jawa Tengah, Nganjuk, Probolinggo, Sumenep, Pamekasan, Bangli, Enrekang, Bantaeng, Palu, Minahasa, Bima, Sumbawa Kupang, Manggarai, Belu, Maluku Tenggara hingga Sorong Papua Barat," jelasnya.
Selain pasta, produk olahan minyak bawang merah juga potensial dikembangkan. "Di pasaran sebetulnya minyak bawang merah ini sudah banyak beredar, namun impor dari China dan Thailand. Produk buatan dalam negeri masih sangat terbatas," ujar Ima.
Dirinya menjelaskan bahwa Balai Besar Pascapanen Litbang Pertanian sudah mencoba mengembangkan produk minyak ini. Segera pihaknya mensosialisasikan pentingnya olahan minyak bawang ke sentra-sentra bawang merah untuk membantu petani terutama saat musim panen raya.
Baca juga : Di 2018 Capai 40 T, Ekspor Sarang Burung Walet Amat Menjanjikan
"Tentunya olahan minyak bawang merah membantuk saat terjadinya panen raya. Industri olahan bisa menjadi salah satu solusi," katanya.
Minyak bawang merah merupakan minyak yang mengandung banyak senyawa flavour. Aroma dan rasanya seperti bawang merah meskipun berbentuk minyak. "Jadi kalau para ibu muda pakai minyak ini untuk memasak, tidak perlu menambahkan rempah bawang merah lagi karena rasa bawang merah sudah ada di minyak tersebut,” kata Ima.
Ima menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian, produk minyak bawang merah tersebut tahan disimpan hingga 6 sampai 12 bulan dan tidak membutuhkan tempat penyimpanan khusus. "Ini peluang baik untuk masyarakat di sekitar sentra bawang merah. Saat panen melimpah, bisa terselamatkan dengan diolah menjadi produk olahan bernilai ekonomi tinggi. Teknologinya sudah tersedia kok. Bahan bakunya juga melimpah, peluang pasarnya juga terbuka lebar," ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Yasid Taufik.
Baca juga : Swasembada Bawang Putih Jurus Ampuh Lawan Mafia Pangan
Yasid menyebutkan, akses permodalan juga relatif mudah sekarang ini. Kementerian Pertanian akan memfasilitasi bersama dengan instansi terkait lainnya agar industri olahan bawang merah makin berkembang. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya