Dark/Light Mode

Ini 4 Strategi ARFI Genjot Produktivitas Industri Baja Ringan Nasional

Minggu, 2 April 2023 13:26 WIB
Produksi baja ringan nasional. (Foto: Dok. ARFI)
Produksi baja ringan nasional. (Foto: Dok. ARFI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2022 tumbuh solid sebesar 5,015 (YoY).

Kemenko Bidang Perekonomian melansir, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2022 juga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31 persen (ctc).

Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2 persen (ctc), dan kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi.

Momentum pertumbuhan ekonomi ini tentunya harus dijaga semua pihak demi bangkitnya perekonomian bangsa.

Baca juga : Guru Besar IPB: Palm Co Perkuat Industri Sawit Nasional

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma, dalam Rapat Tahunan ARFI yang mengambil tema “Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Bangsa Bersama Kekuatan Formasi ARFI”.

Dalam rapat yang digelar di Bali pada Kamis-Jumat 30-31 Maret 2023, Nicolas menjelaskan, Industri baja menjadi faktor esensial dalam perkembangan industri konstruksi dan manufaktur yang telah terbukti turut menopang pertumbuhan ekonomi bangsa.

“Di Indonesia sendiri, industri baja turut memegang  peranan penting mengingat saat ini sedang dilakukan pembangunan infrastruktur dan industri manufaktur," ujar Nicholas dalam keterangan resminya, Minggu (2/4).

Lebih lanjut Nicholas mengatakan, dalam mendukung infrastruktur dan industri manufaktur, ketahanan dan utilisasi baja nasional serta perlindungan konsumen terkait produk baja perlu mendapat perhatian khusus.

Baca juga : Ini 4 Nilai Spiritualitas dalam Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

Menurutnya, tata kelola pengendalian impor baja menjadi salah satu instrumen penting dalam mewujudkan ketahanan industri baja nasional sehingga mampu membantu menopang pertumbuhan ekonomi bangsa.

Ada empat strategi penting yang dapat mendukung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pembangunan pemerintah serta stimulus ekspor roll forming Indonesia.

Pertama Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk profil baja ringan dan kedua tata kelola pengendalian impor.

“SNI wajib profil baja ringan ini merupakan bentuk perlindungan industri baja ringan terhadap konsumen. Dengan penggunaan produk baja ringan ber SNI, peristiwa gagal konstruksi dapat dihindari," ujar Nicholas.

Baca juga : Perkuat Ekonomi Digital, ASPIMTEL Genjot Kualitas Menara Telekomunikasi

Terkait sertifikat TKDN juga, industri baja ringan ini menurutnya yang paling siap. Pasalnya produk yang dihasilkan 17 perusahaan baja ringan yang bernaung di ARFI, tingkat komponen dalam negerinya sudah cukup tinggi.

Strategi ketiga menurut Nicholas, adalah bermodal sertifikat TDKN ini, bisa digunakan dalam program belanja pemerintah dalam pembangunan di tanah air.

"Dan yang keempat adalah stimulus ekspor. Dengan ekapor, industri tanah air dapat bersaing di pasar mancanegara,” pungkas Nicolas.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.