Dark/Light Mode

Berkat Industri Hilirisasi Nikel

Pengamat: Masa Depan Ekonomi Indonesia Di Maluku Utara

Selasa, 11 April 2023 15:04 WIB
Suasana Desa Kawasi dan perairan laut Pulau Obi di sekitar wilayah operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Foto: Istimewa)
Suasana Desa Kawasi dan perairan laut Pulau Obi di sekitar wilayah operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Ekonomi Josua Pardede menyebut, masa depan ekonomi Indonesia ada di Maluku Utara. Salah satunya karena di sana ada industri hilirisasi nikel.

"Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada tahun 2022 sebesar 23,4 persen adalah yang tertinggi di Indonesia dan menurut data itu didorong oleh industri hilirisasi nikel," kata Joshua dalam keterangannya usai acara diskusi bertajuk Ngobrol Asyik di Ternate, Selasa (11/4).

Dikatakan, Maluku Utara memiliki cadangan nikel yang bisa diolah menjadi bahan baku baterai mobil listrik untuk 73 tahun ke depan. Karena itu, wilayah ini bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi rantai terpenting dalam industri otomotif berbasis listrik dunia.

Baca juga : Suporter Puji Perjuangan Erick Thohir Selamatkan Sepak Bola Indonesia Dari Sanksi Berat FIFA

Data menunjukkan sebanyak 99,76 persen cadangan nikel Indonesia tersebar di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua atau disebut Sulampua. Sampai dengan tahun 2021, kata Josua, total cadangan nikel Sulampua mencapai 4,6 miliar ton.

Dari sisi produksi, pada tahun 2021 produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta ton atau tertinggi di dunia. Permintaan olahan nikel global diperkirakan mencapai 3,2 juta ton di tahun 2024, didorong oleh upaya pengurangan emisi melalui transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Sejalan dengan hal tersebut, lanjutnya produksi pertambangan nikel dunia diprakirakan mencapai 3,4 juta ton di tahun 2024. Adapun industri pengolahan nikel Indonesia diperkirakan menyumbang 1,4 juta ton lebih dari 40 persen produksi global.

Baca juga : Buka Sampai 12 April, Mudik Gratis Pekerja Migran Indonesia Asal Jatim

Sepanjang periode 2017 sampai Triwulan I 2022, kontribusi Sulampua terhadap PMA Logam Dasar dan Barang Logam mencapai 80,8 persen atau US$ 22,1 miliar. Dari sisi PMDN, kontribusi Sulampua terhadap nasional mencapai 15,4 persen atau Rp 9,4 triliun.

Sejalan dengan investasi yang dilakukan, industri pengolahan Maluku Utara tumbuh signifikan. Struktur ekonomi pun berubah dari sebelumnya didominasi oleh pertanian dan pertambangan menjadi industri pengolahan yang mengolah hasil tambang bijih mineral. Peralihan dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan juga terlihat dari proporsi tenaga kerja sektor industri pengolahan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

"Peralihan tenaga kerja yang menghasilkan output yang lebih tinggi mendorong produktivitas tenaga kerja serta jumlah pekerja di Malut," tambah Josua.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.