Dark/Light Mode

Berkat Industri Hilirisasi Nikel

Pengamat: Masa Depan Ekonomi Indonesia Di Maluku Utara

Selasa, 11 April 2023 15:04 WIB
Suasana Desa Kawasi dan perairan laut Pulau Obi di sekitar wilayah operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Foto: Istimewa)
Suasana Desa Kawasi dan perairan laut Pulau Obi di sekitar wilayah operasional PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Namun pertumbuhan ekonomi yang salah satunya didorong oleh industri hilirisasi nikel ini tidak bisa dilepaskan dari komitmen operasional tambang dan hilirisasi yang berkelanjutan dengan berperan aktif dalam perlindungan lingkungan.

Hal ini pun tidak luput dari perhatian Harita Nickel sebagai korporasi hilirisasi nikel di Maluku Utara yang terus berusaha menyeimbangkan kegiatan operasional berkelanjutan dan komitmen penuh dalam pengelolaan lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan kesimpulan yang disampaikan mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate, Dr. M Janib Achmad dalam acara diskusi tersebut, bahwa berdasarkan hasil penelitian Fish Basket yang dilaksanakan tahun 2022, lingkungan perairan laut di Maluku Utara adalah perairan yang subur dan kaya dengan nutrien.

Baca juga : Suporter Puji Perjuangan Erick Thohir Selamatkan Sepak Bola Indonesia Dari Sanksi Berat FIFA

Ini karena perairan Maluku Utara mendapat limpahan nutrien dari arus dingin yang berasal dari Pulau Morotai dan arus panas yang berasal dari kepala burung Papua. Maka ikan pelagis kecil dan besar banyak ditangkap di perairan ini.

Kondisi ini sama dengan perairan di Halmahera Selatan, termasuk Pulau Obi, khususnya perairan Kawasi dan Soligi, yang merupakan perairan dekat lokasi tambang Harita Nickel. Perairannya juga masih termasuk subur.

"Indikatornya adalah tingginya kandungan Klorofil-a yang mengidikasikan keberadaan phitoplankton dan zooplankton sebagai pendukung produktivitas primer, yang mempengaruhi keberadaan organisme perairan seperti berkumpulnya ikan-ikan pelagis sebagai suatu rantai makanan," jelas Janib.

Baca juga : Buka Sampai 12 April, Mudik Gratis Pekerja Migran Indonesia Asal Jatim

Hal ini didukung oleh parameter oseanogarfi seperti suhu permukaan air laut yang optimal, salinitas dan particular organik karbon, sehingga perairan tersebut tergolong dalam kategori perairan yang produktif.

Ditambahkan Janib, tingkat kesuburan ini dapat dibuktikan dengan jarak daerah tangkapan atau fishing ground oleh nelayan-nelayan Soligi dan Kawasi yang hanya sekitar 3 sampai 4 mil.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tangkapan nelayan Soligi maupun Kawasi dapat memenuhi permintaan dari Perusahan walaupun tidak pada musim puncak.

Baca juga : Menteri Bahlil Beberkan Strategi Ala Juventus

Sayangnya pada musim puncak, hasil tangkapan nelayan melimpah sehingga dijual dengan harga yang relatif murah baik pada perusahan maupun pasar lokal. Ini terjadi karena nelayan tidak memiliki sarana pendukung seperti gudang pendingin atau cool storage untuk mempertahankan mutu ikan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.