Dark/Light Mode

Nego Bunga Pinjaman Kereta Cepat, Luhut-China Masih Alot

Rabu, 12 April 2023 08:29 WIB
Pertemuan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan para pejabat China. (Foto: Instagram Luhut)
Pertemuan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan para pejabat China. (Foto: Instagram Luhut)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) masih menyisakan cerita soal pendanaan. Yang terbaru, Pemerintah melakukan negosiasi bunga pinjaman ke China. Pemerintah mengutus Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, ini bukan pekerjaan mudah. Sampai saat ini, negosiasi masih alot.

Luhut terbang ke China ditemani Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo dan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi untuk negosiasi bunga pinjaman dengan China Development Bank (CDB). Luhut terus berupaya menegosiasi bunga pembayaran dan tenor pinjaman untuk megaproyek KCJB dengan Pemerintah China. Kesepatakan sementara, kelebihan biaya (cost overrun) mencapai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18 triliun menggunakan kurs rupiah 15 ribu.

"Terkait pinjaman kepada KAI untuk pembiayaan cost overrun, kami sedang finalkan negosiasi mengenai suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, sekarang kita masih ingin lebih rendah lagi. Juga mengenai struktur penjaminan serta tenor dan jangka waktu, ini tinggal final," terang Luhut.

Hanya saja, mengenai pelunasan pinjaman, China ingin Indonesia membayarnya melalui APBN. Luhut justru meminta China mempertimbangkan hal tersebut. Karena, dengan instrumen tersebut, prosesnya akan lebih panjang. Hasilnya, China mempertimbangkan hal tersebut.

Selain soal bunga pinjaman, Luhut mengundang China untuk menghadiri peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang rencananya berlangsung pada 18 Agustus 2023. Peresmian dilakukan langsung Presiden Jokowi sebagai hadiah HUT ke-78 RI.

Baca juga : OTT Semarang, KPK Amankan Uang Tunai, Jumlahnya Masih Dihitung

"Pemerintah RI menyampaikan keinginan agar ada pimpinan tinggi Tiongkok yang hadir untuk menyaksikan operasional Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung ini. Karena selalu ada keraguan baik dari masyarakat kita di sini bahwa ini akan selesai," ungkapnya.

Dalam kunjungan itu, Luhut juga melaporkan kalau seluruh jalur KCJB telah tersambung sempurna dari Tegalluar hingga Halim Perdanakusumah. Dengan total panjang rel terpasang 304 km untuk kedua sisinya. "Trial akan dimulai Mei akhir," ujar Luhut.

Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, dari total cost overrun 1,2 miliar dolar AS, Indonesia mendapatkan pinjaman dari China 560 juta dolar AS. Pinjaman tersebut berlangsung dengan tenor 30 tahun.

Seto menambahkan, dalam pelaksanaan pinjaman tersebut, Indonesia menugaskan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) sebagai penjamin dalam pembangunan proyek KCJB. Namun, China menginginkan agar skema penjaminan dijalankan langsung lewat APBN.

"Dalam penjaminan kita mau ada PT PII. Ini yang lagi kita dorong ke mereka, tetapi mereka mau penjaminannya langsung dari APBN," terang Seto.

Baca juga : Ini Keuntungan Mudik Naik Kereta Api, Salah Satunya Bebas Macet

Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana melihat, perpanjangan masa konsesi ini merupakan salah satu jalan keluar untuk memastikan keberlangsungan proyek dan operasi kereta cepat. Perpanjangan masa konsesi ini akan membuka potensi KCIC mencatatkan keuntungan atau profit setelah melunasi kewajibannya. Caranya, dengan memaksimalkan jumlah penumpang dan mengembangkan potensi bisnis yang ada.

KCIC bisa mengembangkan sejumlah sektor bisnis seperti pendapatan non-tarif (non-fare box), pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD), periklanan, hingga membuat area komersil di stasiun atau pun area sekitarnya.

"Penyelesaian konstruksi itu baru tantangan pertama. KCJB masih harus mengembangkan banyak hal mulai dari ridership-nya hingga bisnis-bisnis terkait agar operasional dan finansialnya menjadi optimal," ulas Dwi.

Anggota Komisi VI DPR Abdul Hakim Bafagih menilai, kerja sama KCJB patut didukung dan diapresiasi. Menurutnya, keberadaan teknologi kereta cepat memiliki beragam keunggulan. Seperti mendorong pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru di seluruh wilayah di Indonesia.

Sebagai pionir kereta api cepat di Indonesia, KCJB dapat menjadi wadah bagi putra dan putri terbaik bangsa untuk berlatih mengoperasikan sarana dan prasarana kereta api cepat. KCJB juga mampu membuka wawasan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam rangka membangun masa depan infrastruktur modern di Tanah Air.

Baca juga : Lestari Minta Tenaga Pengajar Kompeten Merata Di Tanah Air

Di dunia maya, warganet juga ramai membicarakan hal ini. Sebagian meledek Luhut yang belum berhasil melakukan negosiasi dengan China.

"Lah, Luhut bukannya jenius, paling pintar berbisnis. Taipan-taipan konglomerat kalah pintar sama Luhut," sindir @otty_yunianto.

Ada juga yang mendorong agar Luhut saja yang membayar kekurangan dana pembangunan kereta cepat itu. "Biarkan itu opung yang bayar utang dan jaminannya," tulis @aki_jupi2.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.