Dark/Light Mode

Didukung Energi Surya, Operasional Tambang AMNT Semakin Hijau

Jumat, 14 April 2023 05:16 WIB
PLTS di wilayah tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). PLTS untuk operasional pertambangan ini merupakan energi surya terbesar di Indonesia. (Foto: Dok. AMNT)
PLTS di wilayah tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). PLTS untuk operasional pertambangan ini merupakan energi surya terbesar di Indonesia. (Foto: Dok. AMNT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Transisi energi bukan sekadar basa-basi. Aksi nyata harus mulai dilakukan oleh masyarakat dunia untuk mengurangi efek gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan dunia (global warming).

Upaya mengurangi efek gas rumah kaca ini juga dilakukan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). 

Sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, AMNT mulai mengintegrasikan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS atau Solar PV) untuk mendukung aktivitas operasional tambang.

Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau mengatakan pengoperasian Solar PV dengan kapasitas 26,8 Megawatt-peak telah dimulai sejak sembilan bulan lalu, tepatnya Juni 2022.

Baca juga : Sedang Panen Raya, Impor Beras Tidak Perlu

"Pembangkit listrik ini merupakan fasilitas ground-mounted Solar PV terbesar di Indonesia hingga saat ini, yang digunakan untuk operasional pertambangan," kata Rachmat dalam acara buka puasa bersama wartawan Energy and Mining Editor Society (E2S) pada Kamis (13/4).

Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau. (Foto: Fazry/RM)

Rachmat menyatakan bahwa inisiatif tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi CO2 hingga 40.000 ton/tahun.

Kegiatan operasional AMNT kini disuplai oleh energi hibrida, dengan pengintegrasian PLTS berkapasitas 26,8 MW.

"Kami pun bersyukur bahwa wilayah operasional AMNT berada di Kabupaten Sumbawa Barat, yang memiliki tingkat iradiasi paling tinggi di Indonesia, sehingga menunjang produksi listrik dari PLTS tersebut,” jelas Rachmat.

Baca juga : Bersih Dan Berani, Jangan Sia-siakan Anugerah Langka Bernama Mahfud MD

Menurutnya, pemanfaatan PLTS ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memastikan proses produksi yang lebih hijau.

Praktik pertambangan berkelanjutan ini penting untuk dimulai segera, mengingat produk tembaga yang dihasilkan AMNT merupakan komoditas yang strategis dalam transisi menuju energi berkelanjutan.

“Sebagai pelaku industri hulu, kami terus berupaya untuk mengurangi emisi karbon dengan PLTS,” jelas Rachmat.

Inisiatif ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk mendorong penurunan efek GRK.

Baca juga : OJK: Biaya Operasional Perbankan Di Sini Besar

Dalam pemaparan di forum UNDP – G20 Energy Transition Working Group (ETWG) 2022, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana memaparkan sejumlah langkah utama yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi efek GRK.

Langkah tersebut antara lain pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), penerapan efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar rendah karbon dan reklamasi pasca-tambang.

“Semoga upaya penurunan emisi karbon di tambang kami turut mendukung upaya Indonesia dalam bertransisi ke energi berkelanjutan yang berkelanjutan,” tutup Rachmat yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesian Mining Association (IMA).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.