Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Beberin Pemicu Margin Bersih Bank Tinggi
OJK: Biaya Operasional Perbankan Di Sini Besar
Selasa, 7 Maret 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Tingginya Net Interest Margin (NIM) alias margin bunga bersih perbankan di Indonesia, tidak bisa semerta-merta dibandingkan dengan bank di luar negeri. Sebab, biaya operasionalnya, berbeda.
Wakil Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan, salah satu yang membuat biaya operasional bank di Indonesia tinggi, juga didorong oleh pencadangan atau provisi untuk kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang besar.
“Biaya Operasional sangat tinggi sekali. Jadi ya harus dipahami dari bank, bukan hanya NIM tinggi saja,” katanya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) OJK, di Balikpapan, Kalimantan Timur (3/3) petang.
Baca juga : Persiapan Pemilu Terus Berjalan, Kemendagri: Jangan Percaya Isu Penundaan Pemilu
Mirza melanjutkan, jika dilihat, NPL perbankan di Indonesia secara normal berada di level 3-5 persen, sehingga biaya provisi yang harus disiapkan oleh bank tidak jauh berbeda.
“Seandainya NPL ini bisa diturunkan menjadi 1 atau 2 persen, setidaknya bisa mengurangi biaya operasional mereka,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, jika mengacu pada negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong, angka NPL rata-rata perbankan di sana di kisaran 1 persen. Meskipun, secara wilayah agak berbeda dengan Indonesia, yang merupakan negara kepulauan.
Baca juga : Menkes Bakal Pasok Alat Skrining Buat 514 Daerah
Menurutnya, salah satu cara untuk mengurangi kredit bermasalah adalah dengan informasi kredit yang lebih baik.
“Misalnya dengan memanfaatkan lembaga biro kredit, hal ini tentu akan membuat kredit bank lebih baik,” ujar Mirza.
Ia menuturkan, salah satu cara menekan biaya adalah dengan memanfaatkan informasi kredit dari Sistem Informasi Layanan Keuangan (SLIK) OJK atau biro kredit. Dengan begitu, sebelum mengucurkan kredit, bank bisa mengetahui profil risiko calon debitur.
Baca juga : Cetak Hattrick Pemilu 2024, Banteng Kota Bekasi Siapkan Saksi Militan
Dari sisi bunga, OJK mendorong semakin banyak bank yang mengucurkan kredit. Kredit korporasi rendah karena banyak bank yang bermain di segmen ini, di samping risiko juga rendah. Jika segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau segmen kredit UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) semakin banyak pemain, maka bunga kredit akan kompetitif dan turun.
Setelah menyoroti sisi biaya operasi yang tinggi, menurutnya, digitalisasi juga mendorong perbankan lebih efisien.
“Hal ini juga turut mendongkrak NIM. Sekarang kan bank tidak lagi jor-joran bikin promo di televisi,” tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya