Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Surplus 735 Ton, Ekspor Durian Lokal Makin Luas

Kamis, 29 Agustus 2019 16:32 WIB
Pedagang sedang memamerkan durian lokal. (Foto: Humas Kementan)
Pedagang sedang memamerkan durian lokal. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu buah. Berdasarkan angka statistik, produksi buah nasional pada 2017 sebesar 19,6 juta ton meningkat menjadi 20,3 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 3,5 persen pada 2018. Pisang, nanas, mangga, melon, semangka, salak, manggis, rambutan, buah naga, alpukat dan durian termasuk buah-buahan berpotensi ekspor. 

Pada 2018, angka Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) hortikultura naik 3,6% begitu juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang naik 36,2% jika dibandingkan tahun 2014. Di tahun yang sama, upaya pemerintah untuk menggenjot ekspor hortikultura pun berbuah manis, volume ekspor naik 10,4% dari 394 ribu ton menjadi 435 ribu ton dengan nilai Rp 6,30 triliun.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), pada 2018 terdapat kenaikan untuk komoditas buah yaitu manggis naik mencapai 285%, mangga 123%, dan salak 29% sedangkan komoditas sayur masih didominasi kapulaga 27 ribu%, kacang panjang 2,7 ribu% dan wortel 382%. Untuk komoditas florkultura, bunga lili naik mencapai 693%. 

Baca juga : Anies Seperti Pingpong, Makin Dipukul Makin Mantul

Bahkan pertama kali dalam sejarah Indonesia, neraca perdagangan durian surplus 735 ton di tahun tersebut, sebelumnya pada 2017 surplus sebesar 232 ton. Negara tujuan ekspor untuk produk hortikultura tidak lagi terpusat di negara tetangga namun mampu merambah ke Asia pasifik, Amerika, Uni Eropa, Timur Tengah bahkan Afrika. Terhitung produk hortikultura Indonesia berhasil menembus 113 negara. 

“Durian lokal telah tembus ke pasar manca negara. Tercatat lebih dari 1000 ton durian Indonesia telah diekspor ke berbagai negara seperti China, Hongkong, Malaysia, Vietnam, Timur Tengah, Saudi Arabia, Qatar hingga negara Eropa seperti Belanda dan Portugal,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, Kamis (29/8). 

Sampai saat ini, kata Prihasto, sudah 104 varietas durian terdaftar di Kementerian Pertanian sebagai varietas unggul. Itu belum termasuk varietas baru yang belum terdaftar namun terbukti memiliki keunggulan sebagai juara dari berbagai kontes dan lomba di tingkat daerah maupun nasional. 

Baca juga : Hari Ini, Jokowi Umumkan Lokasi Baru Ibu Kota

Beberapa varietas unggulan nasional di antaranya adalah berbagai jenis durian lokal antara lain durian Bido, Matahari, D 168, Bawor, Pelangi, Srombut, Petruk, Pelangi, Madu Racun, Bangau, Mas, Sitokong, Sunan, Petruk, Perwira, Tembaga, Matahari, Kajang, Bentara, Menoreh Kuning, Bestala, Ripto, Bawor (Kromo Banyumas), SoJ (Sunrise of Java/Durian Merah), MK Hortimart dan sebagainya.

“Pengembangan durian ke depan diharapkan dapat memenuhi permintaan dalam negeri, menekan impor bahkan meningkatkan ekspor. Program pengembangan kawasan durian yang dilakukan Kementerian Pertanian telah dimulai sejak 2012 tercatat seluas 4.155 hektare di berbagai sentra produksi utama,” jelas pria yang akrab dipanggil Anton ini. 

Anton menjelaskan, sejak 2016 Ditjen Hortikultura menginisiasi pengembangan kawasan buah komersial terintegrasi dengan pola inti plasma yang bekerja sama dengan swasta. Pengembangan kawasan buah terintegrasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan kualitas sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen.

Baca juga : Tambah Suplai Poin, Isi Pertamax Turbo Makin Gampang

Sasaran dari pengembangan kawasan buah yakni peningkatan produksi, peningkatan daya saing, peningkatan ekspor, subtitusi impor dan meningkatnya kesejahteraan petani. Peningkatan kualitas dan daya saing buah pada suatu kawasan dicapai melalui penerapan GAP/SOP dan GHP dan didukung tersedianya sarana produksi, sarana prasana budidaya serta kegiatan pendukung lainnya.

“Pengembangan buah komersial dilaksanakan di 6 provinsi/kabupaten dengan total luas 125 hektare sejak 2016 lalu. Pelaksanaan kebun komersial dan pengembangan skala orchard dilakukan dengan melibatkan avalis (pelaku usaha) yang terlibat dan pendamping baik dari Perguruan Tinggi atau instansi terkait lainnya. Kebun buah durian terdapat di Kabupaten Pati dengan komoditas durian seluas 20 hektare dan Kabupaten Kebumen seluas 10 hektare adalah contoh suksesnya,” jelasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.