Dark/Light Mode

Anies Seperti Pingpong, Makin Dipukul Makin Mantul

Senin, 26 Agustus 2019 10:50 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaduk dodol, di sela acara Pergelaran Budaya dan Festival 
Kuliner Etnik Nusantara di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8). Foto ini dipasang Anies di instagramnya. (Foto: IG @aniesbaswedan)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaduk dodol, di sela acara Pergelaran Budaya dan Festival Kuliner Etnik Nusantara di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8). Foto ini dipasang Anies di instagramnya. (Foto: IG @aniesbaswedan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhir-akhir ini, Gubernur Jakarta Anies Baswedan seperti bola pingpong. Dipukul ke sana, dipukul ke sini. Tapi hati-hati, makin dipukul, Anies bisa makin mantul. 

Anies dipukul banyak persoalan. Mulai dari polusi udara Jakarta yang buruk, sampai taman penghias rumput HI. Soal polusi udara, setiap hari, ada saja komentar yang menyalahkan Anies. Apalagi, saat Jakarta masuk tiga besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Anies menjawab pukulan itu dengan kalem. Dia banyak mengeluarkan terobosan. Mulai dari mengeluarkan Instruksi Gubernur menanam pohon penyerap polusi, sampai memperluas jalur ganjil-genap. Kemudian soal Formula E, balapan mobil listrik di Ibu Kota yang akan menelan anggaran triliunan rupiah.

Banyak pengkritik membombardir kebijakan Anies ini. Katanya, perhelatan ini cuma pemborosan. Anies menjamin, perlombaan itu akan mendongkrak ekonomi Jakarta. Selanjutnya, soal pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di trotoar. Kritikan ini hampir tiap hari menyasar Anies. Yang paling anyar, soal instalasi Gabion, batu bronjong dengan hiasan bunga di atasnya, pengganti instalasi bambu Getah Getih, di Bunderan HI.

Baca juga : Bisnis Digital Marketing Diramal Makin Moncer

Awalnya, para pengkritik itu mempermasalahkan anggaran untuk membuat instalasi itu. Mereka tidak percaya, anggaran untuk membuat batu dibungkus wadah kawat dengan taman seadanya itu mencapai Rp 150 juta. Apakah semua pukulan ini bisa membuat Anies meredup dan layu? Atau malah semakin populer?

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno, mengakui, belakangan ini serangan ke Anies memang seolah tak berhenti. Apa saja kebijakan Anies, dikritik lawan-lawan politiknya. Namun, Anies selalu santai dalam menghadapi, dan bahkan mampu membalikkan serangan itu.

Dengan kondisi ini, dia yakin Anies tidak bakal meredup. Serangan itu tidak bakal mampu men-downgrade Anies. Anies justru bakal semakin populer dan potensial untuk maju di Pilpres 2024. Salah satu kuncinya, Anies selalu santai dalam menghadapi serangan, kemudian tampil membawa prestasi baru.

“Suka tak suka, Anies merupakan salah satu komoditas politik paling panas menuju Pilpres mendatang. Anies sedang dipancing amarahnya, biar ada kesan negatif. Tapi, untung Anies santai menghadapinya,” ujar Adi, saat dikontak Rakyat Merdeka, Minggu (25/8) malam.

Baca juga : Startup Indonesia Makin Diperhitungkan

Menurut Adi, Anies justru diuntungkan dengan berbagai serangan yang sudah mulai berlangsung dan gencar, jauh-jauh hari ini. “Semakin dipukul, semakin mantul. Semakin di-bully, semakin mentereng. Apalagi bully-an -nya kadang yang itu-itu saja dan tak kontekstual. Mestinya, kalau mau men- downgrade Anies, cuekin saja. Tak usah terlampau kencang diserang. Apalagi pilpres masih lama kan,” ungkapnya.

Karena bully-an yang tak kontekstual dan terlalu dini ini, Anies diyakininya akan semakin moncer hingga 2024. Syaratnya, Anies harus berprestasi melampaui Gubernur DKI sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Jadi tergantung prestasi yang dibangun Jakarta, yang bisa memecah image, kinerjanya lebih baik dari Ahok,” sebut dia. Di luar prestasi membangun Jakarta melebihi Ahok, ada banyak cara lain agar Anies tetap menjaga momentumnya, hingga 2024. Anies harus belajar dari kekalahan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres lalu. Ia harus pilih-pilih kembali isu dan kelompok yang dirangkul.

Anies, kata Adi, mesti kembali ke tengah. Jangan terlalu lama asyik diposisikan terlalu dekat dengan kelompok kanan. “Kekalahan Prabowo kali ini cukup menjadi pelajaran penting bahwa terlalu kanan, tak menguntungkan secara elektoral,” ingatnya.

Baca juga : Lexus LX Paling Banyak Diburu Di GIIAS

Hingga 2024, lanjut Adi, Anies juga harus menghadapi calon-calon lain yang juga punya kans besar menyainginya. Pertama, dari partai penguasa. PDIP pasti akan memajukan capres dari kadernya. Stok kader potensial dari partai banteng ini cukup banyak. Dari mulai kader biologis seperti Puan Maharani, hingga kader ideologis seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Partai Gerindra, Golkar, dan Demokrat juga menyiapkan kader terbaik di 2024. “Andai Airlangga Hartarto terpilih jadi Ketua Umum kembali, ia potensial bisa maju Pilpres. Demokrat jelas ada AHY yang diplot sejak lama," urainya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.