Dark/Light Mode

Erick Pastikan, Deviden BUMN Rp 80,2 Triliun Bermanfaat Untuk Rakyat, Ini Penjelasannya

Minggu, 7 Mei 2023 06:46 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, pemerintah mendapat pembagian deviden Rp 80,2 triliun dari total perolehan pendapatan perusahaan plat merah pada 2022.

Erick menyebut, deviden yang disetorkan kepada negara itu, akan digunakan untuk program-program yang berpihak pada kepentingan rakyat. Salah satunya, untuk program bantuan sosial.

Ini berarti, laba usaha BUMN dikembalikan lagi kepada masyarakat.

"Oleh pemerintah, deviden pasti digunakan untuk program-program pro rakyat. Contohnya bansos, bantuan sosial. Kan tidak mungkin hanya dari pajak. Ada pemasukan dari yang lain juga," kata Erick, dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini.

Program bantuan sosial itu, terbukti mampu mengontrol harga barang tetap stabil. Bahkan, ketika mayoritas negara Eropa mengalami kenaikan harga.

Baca juga : Erick Pastikan, Naturalisasi 3 Pemain Timnas Beres

"Karena apa? Itu tadi. Pemerintah mengintervensi dengan bansos, dan lainnya. Uang itu, salah satunya lari ke situ," jelas Erick.

Pembagian laba BUMN senilai Rp 80,2 triliun untuk negara itu, hampir dua kali lipat dari target Rp 48 triliun.

"Ini suatu pencapaian yang luar biasa. Tahun 2019, laba bersih BUMN hanya Rp13 triliun. Lalu naik Rp 124 triliun. Naik lagi Rp 303 triliun. Laba bersih itu ya. Bukan deviden," tutur Erick.

Pencapaian itu, menunjukkan program transformasi BUMN dengan perbaikan bisnis modelnya dan penempatan orang yang tepat, telah membawa hasil.

Erick merinci, perolehan deviden itu dihasilkan oleh sejumlah perusahaan. Porsi terbesar senilai Rp 50,19 triliun disumbang oleh perusahaan terbuka (melantai di bursa saham) seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, BNI, BTN, Telkom, Semen Indonesia, dan Jasa Marga.

Baca juga : Erick: Pemerintah Siapkan Rp 32,7 Triliun Untuk Perbaiki Jalan

Sisanya, dikontribusikan oleh perusahaan tertutup seperti Pertamina, holding perusahaan pertambangan Inalum, PLN, PT Pupuk Indonesia, dan Pelindo.

Pupuk Indonesia, laba terbesarnya diperoleh dari penjualan amonia. Bukan dari pupuk. Sebab, amonia bisa dipakai untuk sumber energi terbarukan.

Penggabungan Pelindo, menunjukkan hasil menggembirakan karena lebih efisien. Laba yang semula hanya sekitar Rp 1 triliun, naik menjadi Rp 3,4 triliun pada 2022.

Perum Perhutani, dan Biofarma menyumbang total Rp 2,9 triliun.

Untuk 2023, pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan BUMN telah mencapai Rp 730 triliun. Naik 15 persen dari Rp 630 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca juga : Erick Happy Dividen Pecahkan Rekor Baru

Erick berharap, program bersih-bersih yang telah menyehatkan BUMN ini, tidak lagi dikotori oleh oknum koruptor, yang akan kembali membuat BUMN terpuruk.

"Padahal, BUMN ini sudah kita perbaiki sebagai benteng ekonomi nasional. Tidak hanya menguntungkan yang diberikan kepada pemerintah, tapi tetap bisa mengintervensi program ekonomi rakyat. Ini yang kita jaga," papar Erick. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.