Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil pulihkan kinerja usai melakukan kesepakatan damai dengan kreditur melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada Juni 2022. Utang maskapai pelat merah itu turun signifikan serta mampu lewati tantangan saat pandemi.
Pengamat penerbangan, Gatot Rahardjo mengamini proses PKPU memberikan dampak besar terhadap Garuda Indonesia dalam melakukan pemulihan kinerja.
Dia menjelaskan, dengan penundaan pembayaran utang, maka cash flow perusahaan berpotensi besar menjadi lebih baik.
“Dan sekarang bisa dilihat hasilnya, Garuda bisa bertahan setelah menghadapi pandemi,” ujar Gatot saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Ginting Bawa Dampak Positif Menuju Indonesia Open
Di samping itu, langkah restrukturisasi operasional Garuda turut mempengaruhi jumlah kursi penerbangan secara nasional.
Sehingga, menurutnya, secara bertahap perusahaan harus mulai menambah kembali jumlah armadanya.
Gatot optimistis, penambahan armada bisa dilakukan seiring mulai meningkatnya permintaan penerbangan saat ini.
Namun demikian, harus diimbangi dengan regulasi yang menunjukkan keberpihakan Pemerintah terhadap pertumbuhan maskapai nasional.
Baca juga : Pemerintah Pastikan Beri Hak Sama Semua Atlet Di Indonesia
“Yang penting Pemerintah mendukung, dengan memberikan iklim bisnis yang baik. Artinya, tidak ada satu maskapai yang memonopoli,” terang Gatot.
Pasalnya, lanjut Gatot, pangsa pasar Garuda saat ini tidak sebesar masa sebelum pandemi akibat berkurangnya jumlah armada.
“Misalnya, pengaturan soal slot. Ini juga penting. Karena Garuda segmennya full service, harus bisa tetap bersaing dengan maskapai lainnya,” katanya.
Ia menyambut baik keputusan manajemen yang membatasi jenis pesawat yang akan dioperasionalkan, yaitu hanya pesawat-pesawat berbadan besar (wide body).
Baca juga : Yess, Jerman Bersedia Dongkrak Kemampuan Teknis Sepak Bola Indonesia
“Pesawat yang kecil-kecil itu, seperti ATR, memang awalnya untuk anak usahanya, Citilink. Jadi Garuda tidak perlu memakai ATR lagi, ini juga bisa mengurangi kerugian atau biaya operasional,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, akibat proses PKPU tersebut, perseroan mencatat adanya penurunan utang sangat signifikan hingga 50 persen.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya