Dark/Light Mode

Konfigurasi Identitas Itu Indah

Minggu, 28 Mei 2023 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kematangan politik segenap warga bangsa Indonesia sebentar lagi diuji.

Dulu, politik identitas itu mengkhawatirkan, bahkan menyeramkan.

Akan tetapi dari masa ke masa, pengalaman berpolitik praktis bangsa kita semakin menunjukkan kematangannya.

Perbedaan di antara kita memang seharusnya dianggap sebagai lukisan indah Tuhan yang harus disyukuri.

Memang ada hadis yang menyatakan: Ikhtilaf baina ummati rahmah (perbedaan pendapat bagi umatku adalah rahmat).

Demikian sebuah qaul yang sering disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga : Faktor Negara-negara Asing

Meskipun qaul ini belum dilacak keshahihannya, tetapi maksud dan spiritnya sejalan dengan sejumlah ayat dalam Al-Qur’an.

Di antaranya ialah: Janganlah kalian (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. (Q.S. Yusuf/12:67).

Ayat ini mengisyaratkan kelonggaran setiap individu untuk memilih jalan hidupnya masing-masing tentunya sesuai dengan tuntunan umum yang telah digariskan Tuhan di dalam Kitab Suci-Nya.

Meskipun ayat ini konteksnya Nabi Yusuf Bersama dengan saudara-saudaranya, tetapi sesungguhnya memberi inspirasi kepada kita bahwa hidup ini pasti akan lebih mudah jika dimungkinkan menempuh jalan yang berbeda-beda.

Dalam ayat lain juga mengingatkan dan sekaligus menginspirasi kita bahwa yang penting, meskipun pilihan jalannya berbeda-beda tetapi tetap kita diminta untuk bermuara kepada sebuah titik temu atau common platform.

Istilahnya dalam Al-Qur’an ialah: Ta’alau ila kalimah sawa’ bainana wa bainakum (marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu. (Q.S. Ali 'Imran/3:64).

Baca juga : Pengalaman Suksesi Pasca Khulafaur Rasidin

Arti dasar dari ta’al (dari akar kata ‘al berarti tinggi, atas, yakni naiklah ke tempat yang lebih tinggi, niscaya kalian akan sampai kepada sebuah titik temu.

Artinya, jika semua orang naik ke jenjang lebih tinggi pasti akan sampai kepada sebuah titik temu. Akan tetapi jika seseorang asyik bermain di bawah tempurung bumi/dunia dan tidak pernah naik ke atas pasti sulit menemukan titik temu yang sebenarnya.

Orang-orang yang sudah sampai ke sebuah titik temu pasti akan tiba pula kepada sebuah tingkat kesadaran kebersamaan.

Jika orang sudah sampai ke tingkat ini maka pasti akan mudah bagi mereka untuk saling tolong menolong untuk meraih tujuan yang lebih positif-konstruktif, sebagaimana diserukan Allah SWT:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S. al-Maidah/5:2).

Jika persoalan muncul dan titik temu sulit dicapai, Al-Qur’an menyerukan untuk memusyawarahkan perbedaan dalam segala urusan, sebagaimana dinyatakan dalam ayat:

Baca juga : Pengalaman Suksesi Ali ibn Abi Thalib

Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. (Q.S. Ali 'Imran/3:159).

Kalau pun musyawarah sulit dicapai, maka tetap kita diminta untuk saling memberikan pembenaran meskipun bukan saling memberikan pengakuan, sebagaimana diisyaratkan dalam ayat: Lakum dinukum wa al-tadin (Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku"/Q.S. al-Kafirun/109:6).

Ayat ini mengisyaratkan satu sama lain boleh saling membenarkan tanpa harus saling memberi pengakuan.

Agama-agama lain berhak meyakini kebenarannya masing-masing tetapi kita pun berhak mengakui kebenaran agama kita sendiri, tanpa harus mempertentangkannya.

Mungkin inilah arti dan maksud ayat: Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al-Maidah/5:48).

Setiap orang berhak tahu komunitas memegang teguh komitmen lokalnya masing-masing tanpa harus saling mengusik orang atau komunitas lain, karena bagaimanapun manusia pada dasarnya sama dan berasal-usul dari unsur yang sama serta tempat kembalinya pun sama, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.