Dark/Light Mode

Sudah Dilakukan PT Timah Industri Sejak 1998, Hilirisasi Jadi Kunci

Selasa, 25 Juli 2023 10:00 WIB
Hilirisasi PT Timah Industri. (Foto: Istimewa)
Hilirisasi PT Timah Industri. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah saat ini mewajibkan pelaksanaan hilirisasi sumber daya mineral termasuk timah untuk mendorong pembangunan ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi untuk mendukung ekonomi nasional.

Percepatan hilirisasi mineral secara terintegrasi antara tambang dan smelter merupakan salah satu upaya dalam mendukung transisi energi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah menjadi peluncur untuk masa depan.

"Nah kekuatan berikutnya bagi peluncur Indonesia ke depan adalah sumber daya alam yang melimpah," kata Airlangga, Jakarta, Kamis (20/7).

Pengelolaan mineral yang dikuasai oleh negara untuk memberikan nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.

Baca juga : Kembangkan Industri Hijau, Adaro Serius Dukung Hilirisasi Pemerintah

Dalam Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara (RPMBN) 2022-2027 yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), percepatan peningkatan nilai tambah salah satunya timah perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi kebijakan dan data antara Kementerian/Lembaga.

Timah juga peringkat pertama dengan 800 ribu metrik ton atau 0,8 juta metrik ton. Nah Indonesia ini memanfaatkan hilirisasi menjadi kunci, karena hilirisasi adalah manufacturing value added, dari hulu sampai dengan ke hilir.

"Kemudian pemerintah terus mendorong agar kita berani meningkatkan hilirisasi dari komoditas unggulan, dan kita juga terus mendorong bahwa pengolahan seluruhnya kita lakukan di dalam negeri," tambahnya.

Diketahui, PT Timah Tbk terus melakukan optimalisasi hilirisasi melalui anak perusahaannya PT Timah Industri yang sudah terbentuk sejak tahun 1998 dengan memproduksi tin solder dan tin chemical di Kota Cilegon, Provinsi Banten.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan, PT Timah Industri menyerap lima persen dari total produksi.

Baca juga : Menpora Dito Pede Timnas Sepakbola Amputasi Juara Di Malaysia

Menurut laporan International Printed Circuit (IPC) dari data 18 produsen solder terkemuka di dunia, tahun 2020 sebanyak 51,756 MT dan tahun 2021 meningkat menjadi 61,593 MT. Jumlah tersebut hanya gambaran dari 18 produsen, kenyataanya jumlah produksi timah solder jauh lebih besar.

"Saat ini PT Timah memiliki anak perusahaan yang memang melakukan hilirisasi produk logam timah, namun daya serap dari anak perusahaan itu baru lima persen dari total produksi PT Timah, kenapa lima persen karena saat ini pangsa pasar dari produk hilir tak sebesar pangsa dari produk timah," jelas Abdullah, Jakarta, dikutip Senin (24/7).

Timah Industri telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, China, Taiwan dan beberapa negara Eropa.

PT Timah Industri melakukan pembangunan pabrik tin solder powder dua line menggunakan teknologi canggih yang rencananya akan selesai pembangunan pada Januari 2024 dan komersial pada April 2024.

Tin solder powder ini rencananya memiliki kapasitas produksi 100 ton per tahun menggunakan dua line produksi yang ada, dan memiliki bangunan tersendiri dari produk yang lainnya.

Baca juga : PKS Minta IMF Jangan Ikut Campur Soal Hilirisasi Nikel

"Teknologi dari Prancis dengan perusahaan Innovative Materials and Technologies (IMT) France Sarl. Kami sudah melihat kesana dan ada dua line yang akan kami bangun di pabrik tin solder powder ini," kata Direktur Utama PT Timah Industri Ria Wardhani.

Timah Industri memiliki 3 pabrik kimia dan 1 pabrik tin solder yaitu Stannic Chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton dengan merek BANKASTANNIC, Dimethyltin Dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton dengan merek BANKASTAB DMT Series, kemudian, Methyltin Stabilizer (MTS) berkapasitas 10.000 ton dengan merek BANKASTAB MT Series, dan tin solder berkapasitas 2.000 ton dengan merek BANKAESA.

Produk tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif, sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profil, plastik PVC transparan dan lainnya.

Aplikasi logam timah secara global, berdasarkan data pada tahun 2020, antara lain 50 persen tin solder, 17 persen tin chemical, 13 persen tin plate, 7 persen baterai, 5 persen paduan tembaga, dan 8 persen aplikasi lainnya. Penggunaan logam timah dalam aplikasi- aplikasi tersebut akan tetap ditemui di masa mendatang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.