Dark/Light Mode

Penetrasi Pembiayaan Rumah Masih Kecil, Literasi Kredit Kudu Digenjot

Senin, 5 Juni 2023 20:35 WIB
Project Manager Unitrend, Ignatius Ardhana Reswara. (Foto: Istimewa)
Project Manager Unitrend, Ignatius Ardhana Reswara. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - UniTrend sebagai platform data di Institute For Policy Development (PolDev) Universitas Gajah Mada (UGM) menyebut, kecendrungan masyarakat memanfaatkan produk keuangan untuk memiliki rumah, masih rendah.

Minimnya literasi terkait produk-produk keuangan ditengarai menjadi penyebabnya. Project Manager Unitrend, Ignatius Ardhana Reswara menyampaikan, berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya kepada 1.192 orang yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, didapati bahwa sebanyak 52,9 persen masyarakat memiliki preferensi membeli rumah secara tunai.

Diikuti dengan 22,5 persen masyarakat yang memiliki preferensi membangun rumah secara bertahap sesuai kondisi finansial mereka.

Baca juga : Kelar Juni, Pembangunan Rumah Tapak Menteri IKN Dikebut

Dengan kata lain, sebut Ignatius, untuk saat ini sistem kredit terkesan belum banyak diketahui atau dilirik sebagai salah satu pilihan terbaik di mata masyarakat dalam mendapatkan rumah.

"Banyak masyarakat yang masih awam dengan sistem kredit rumah yang disediakan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pebisnis hingga pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait berbagai alternatif pembiayaan dalam pembelian rumah," ujar Ardhana dalam keterangan resminya, Senin (5/6).

Ardhana menyebut, minimnya literasi tentang produk keuangan diperparah dengan tingkat pendapatan yang tidak tumbuh secepat harga properti.

Baca juga : Mahfud: Literasi Media Wujud Dari Demokrasi

Pada akhirnya, masyarakat khususnya generasi muda harus bekerja lebih keras bila ingin memiliki properti karena punya kecendrungan membeli rumah secara tunai.

"Stabilitas finansial menjadi alasan utama membeli/tidak membeli rumah. Sebagian besar masyarakat memiliki kecenderungan untuk menunggu tabungan cukup dulu untuk membeli rumah," jelasnya.

Analis Kebijakan dari Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan; Kementerian PUPR, Ratna Indriani mengamini bahwa program pembiayaan rumah terkesan masih belum dilirik. Ini tercermin dari back log yang cukup besar.

Baca juga : PT Esta Indonesia Resmikan Rumah Budidaya Walet Smart Pertama Di Dunia

Dia menyebut, dari data PUPR dan BPS, back log perumahan di Indonesia masih tinggi berada dalam angka 10.51 persen.

"Penetrasi program pembiayaan perumahan ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan tingkat back log dari tahun ke-tahun sehingga diperlukan adanya perubahan dalam kebijakannya," ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.