Dark/Light Mode

Perluas Ekspor Mobil Hybrid, Toyota Garap Pasar Amerika Latin

Rabu, 9 Agustus 2023 10:57 WIB
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia TMMIN Nandi Julyanto. (Foto: Aditya Nugroho/RM)
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia TMMIN Nandi Julyanto. (Foto: Aditya Nugroho/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terus memperluas pasar ekspornya. Salah tujuan ekspor terbaru Toyota adalah Amerika Latin. Toyota akan mengekspor mobil hybridnya ke sana.

Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto saat Yaris Cross Media Plant, di Pabrik TMMIN, Karawang, Senin (7/8) lalu.

"Amerika Latin nanti akan kami tambahkan untuk ekspor produk elektrifikasi," ujarnya.

Menurut Nandi, ekspor Toyota ke Amerika Latin akan dalam bentuk utuh (Completely Build Up/CBU) dan rakitan (Completely Knock Down/CKD).

Baca juga : Isolasi Daerah Antraks!

“Sudah ada rencana, tinggal melaksanakan karena mereka juga telah melihat produknya di sini," ujar Nandi.

Menurut Nandi, mobil hybrid justru lebih potensial untuk diekspor. Sebab, negara-negara tujuan ekspor Toyota buatan Indonesia belum mengarah ke era elektrifikasi.

"Justru potensial ekspor itu hybrid. Karena negara-negara tujuan ekspor selama ini kan Timur Tengah, Timur Tengah dia menggunakan CAFE (Corporate Average Fuel Economy)," kata Nandi.

CAFE yang dimaksud adalah rata-rata konsumsi bahan bakar semua mobil yang dijual satu pabrikan. Misalnya, Arab Saudi mensyaratkan konsumsi bahan bakar mobil yang dijual Toyota adalah 10 km/liter, jika Toyota menjual Land Cruiser dengan konsumsi bahan bakar 8 km/liter, maka Toyota harus memiliki mobil lain yang angka konsumsi bahan bakarnya lebih irit sehingga mencapai rata-rata 10 km/liter.

Baca juga : Nggak Perlu Modal Gede, Warga Jaktim Bisa Buka Usaha Lewat Hidroponik

"Jadi tetap kalau satu Land Cruiser terjual, nanti Vios, Yaris (yang lebih irit dijual juga). Sehingga total rata-rata Toyota di Arab misalnya harus rata-rata berapa," kata Nandi.

Jadi dengan skema tersebut, menurut Nandi, mobil yang potensial diekspor adalah mobil-mobil hybrid. Sebab, negara-negara Timur Tengah yang menerapkan CAFE belum melaksanakan kebijakan kendaraan listrik seperti di Eropa dan China.

Sementara itu, tantangan terbesar di negara-negara Timur Tengah yang menjadi negara tujuan ekspor mobil buatan Indonesia adalah suhu panas ekstremnya. Pada saat tertentu, suhu di sana bisa mencapai 50 derajat celcius. Di sisi lain, baterai kendaraan listrik masih rentan terhadap suhu panas.

Produksi Baterai

Menurut dia, saat ini kapasitas produksi baterai hybrid TMMIN mencapai 9.000 unit per bulan. Namun, saat ini baru terpakai 6.000 unit.

Baca juga : KPK Endus Ekspor Ilegal 5 Juta Ton Ore Nikel Ke China

"Karena volumenya belum terlalu besar, jadi produksinya pakai satu line. Tetapi kalau bertambah, kami tinggal copy saja. Kami selalu siapkan, dan kemudian kalau sudah mencapai skala tertentu kami ekspansi," tukas Nandi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.