Dark/Light Mode

Fairatmos: IFCS 2023 Jadi Tempat Kongkow Cari Solusi Tangani Perubahan Iklim

Kamis, 10 Agustus 2023 23:09 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Fairatmos bersama Paloma Sjahrir dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sukses menggelar Indonesian Future of Climate Summit (IFCS) 2023.

Acara yang bertajuk teknologi iklim pertama di Indonesia ini bersifat netral karbon.

Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen KLHK), Alue Dohong dalam sambutannya mengatakan, sektor teknologi iklim berperan penting dalam memastikan transparansi dan akurasi dari ragam inisiatif reduksi emisi gas rumah kaca.

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer Fairatmos Natalia Rialucky menyatakan, melalui gelaran ini, penyusun kebijakan, inovator, ahli industri dan pemangku kepentingan lainnya dapat berkumpul untuk mengeksplorasi kolaborasi.

"Supaya dapat mempercepat tumbuhnya inovasi di bidang iklim," kata Natalia, Kamis (10/8).

Baca juga : Data Jadi Tantangan Industri, Ini 3 Solusi Dari Sibernetik

"IFCS 2023 juga merupakan tempat bertemu, berdiskusi dan mencari solusi untuk menangani perubahan iklim," sambung dia.

Sekadar informasi, emisi yang dihasilkan IFCS 2023 diupayakan menjadi seminimal mungkin melalui ragam bentuk usaha reduksi.

Emisi yang tidak bisa dipangkas akan diserap kembali melalui inisiatif carbon offset yang difasilitasi oleh Fairatmos.

"IFCS 2023 merupakan bagian dari serial Asean Summit tahun 2023. Ini menghadirkan pameran dengan tema inovasi di bidang lingkungan yang turut melibatkan Green Rebel by Burgreens, K’s Eco Bag, Electrum, Nafas, Beehive Drones, MAPID, Planet, Burung Indonesia, Bicara Udara dan Triputra Agro Persada," tutur dia.

Menariknya lagi, IFCS 2023 memiliki tiga sesi panel yang mengusung topik seputar teknologi di bidang reduksi karbon, pendanaan proyek dan teknologi iklim.

Baca juga : Di G20 India, Menteri Siti Paparkan Solusi Perubahan Iklim Dan Soal Lingkungan

Serta, bagaimana bisnis dapat mengambil langkah dalam komitmen keberlanjutan lingkungan yang selaras dengan prinsip Ecosystem, Social dan Governance (ESG).

IFCS 2023 juga menghadirkan sejumlah pakar yang ahli di berbagai bidang teknologi iklim, serta sektor yang dapat mendukung pertumbuhan industri ini.

Mereka adalah Arsjad Rasjid (KADIN), Pandu Sjahrir (Bursa Efek Indonesia), Dharsono Hartono (ASEAN Net Zero Hub), Anindya Bakrie (VKTR), Fadli Rahman (Pertamina PNRE), Stefanus Ade Hadiwidjaja (Indonesia Investment Authority).

Selain dari sesi panel, IFCS 2023 juga menjadi ajang peluncuran laporan terobosan hasil kolaborasi Fairatmos dengan Boston Consulting Group (BCG) yang berjudul "Unlocking Nature's Potential: Southeast Asia's Role in Combating Climate Change".

Laporan ini mengungkapkan peluang signifikan yang ditawarkan oleh solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) di wilayah Asia Tenggara, dengan proyeksi potensi pasokan offset karbon sekitar 30 persen secara global pada tahun 2030.

Baca juga : Bahlil Puji Apkasi Dorong Terciptanya Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru

Meskipun, luas wilayah Asia Tenggara mencakup kurang dari 1 persen dari total luas daratan dunia.

IFCS 2023 diharapkan dapat menjadi acara tahunan yang dapat menginspirasi berbagai sektor untuk berkolaborasi dalam kontribusi pengurangan emisi GRK, dengan memanfaatkan terobosan teknologi terkini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.