Dark/Light Mode

Potensi Bursa Melebihi Rp 3.000 Triliun, Indonesia Bisa Jadi Poros Karbon Dunia

Selasa, 26 September 2023 11:37 WIB
Presiden Jokowi dalam sambutan peluncuran Bursa Karbon Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia BEI Jakarta, Selasa (23/9/2023). (Foto: YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dalam sambutan peluncuran Bursa Karbon Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia BEI Jakarta, Selasa (23/9/2023). (Foto: YouTube Sekretariat Presiden)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi sangat optimistis, Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia. Sepanjang Bursa Karbon Indonesia berpegang teguh pada tiga hal.

Pertama, menjadikan standar karbon internasional sebagai rujukan dan memanfaatkan teknologi untuk transaksi, sehingga efektif dan efisien. Kedua, harus ada target atau timeline, baik untuk pasar dalam atau luar negeri. Ketiga, atur dan fasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktik komunitas internasional.

"Pastikan standar internasional tersebut tidak mengganggu target NDC Indonesia," kata Jokowi dalam sambutan peluncuran Bursa Karbon Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (23/9/2023).

Potensi Besar

Baca juga : Bukti Perkebunan Bisnis Yang Menjanjikan

Jokowi menyebut, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam nature based solution, dan menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60 persen pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam.

"Di catatan saya, ada kurang lebih 1 giga ton CO2 potensi kredit karbon, yang bisa ditangkap. Jika dikalkulasi, potensi bursa karbon kita bisa melebihi Rp 3.000 triliun. Ini sebuah angka yang sangat besar. Tentu ini, akan menjadi kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sejalan dengan arah dunia yang bergerak menuju ekonomi hijau," jelas Jokowi.

Kontribusi Nyata

Jokowi menegaskan, peluncuran Bursa Karbon Indonesia adalah bukti kontribusi nyata negara, untuk berjuang bersama dunia, melawan krisis iklim dan perubahan iklim.

Baca juga : Forum Alumni Perguruan Tinggi Se-Indonesia Dukung Ganjar Jadi Presiden 2024

"Hasil perdagangan ini akan di-reinvestasikan kembali pada upaya menjaga lingkungan. Khususnya, melalui pengurangan emisi karbon," ujar Jokowi di Gedung BEI Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Presiden ke-7 RI ini meminta, agar kita tak main-main dengan perubahan iklim. Karena ancamannya sangat nyata, dan sudah kita rasakan dalam bentuk kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, dan polusi. Sehingga, harus ada langkah konkret untuk mengatasinya.

"Bursa karbon yang kita luncurkan hari ini, bisa menjadi sebuah langkah konkret, langkah besar Indonesia mencapai target nationally determined contribution/NDC (kontribusi yang ditetapkan secara nasional, Red)," kaat Jokowi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.