Dark/Light Mode

Jadi Proyek Terbesar Pertamina, Progres RDMP Balikpapan Capai 82 Persen

Kamis, 28 September 2023 12:15 WIB
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman meninjau proyek Refinery Development Master Plan RDMP di Kilang Pertamina RU V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (27/9). (Foto: Pertamina)
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman meninjau proyek Refinery Development Master Plan RDMP di Kilang Pertamina RU V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (27/9). (Foto: Pertamina)

RM.id  Rakyat Merdeka - Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan menjadi proyek terbesar sepanjang sejarah Pertamina. Saat ini progresnya telah mencapai 82 persen.

RDMP Balikpapan memiliki total 5.203 equipment dengan berat mencapai 110.000 ton. Equipment terberat ada pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator dengan berat 1.099 ton. Sedangkan equipment tertinggi adalah Propane/Proylene dengan tinggi sekitar 110 meter. 

RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Pertamina sebanyak 100 ribu barrel per hari, sehingga sekaligus nantinya akan menurunkan impor BBM. 

Baca juga : Jokowi Pasang Bilah Pertama Garuda, Progres Kantor Presiden Di IKN 38 Persen

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan RDMP Balikpapan merupakan proyek strategis nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. 

“Proyek Strategis Nasional ini kita dorong supaya bisa sesuai dengan target. Saya cukup bahagia dan bangga, bahwa terlepas dari tantangan Covid-19, proyek ini telah mencapai target 82 persen,” ujar Kartika Wirjoatmodjo saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (27/9).

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan proyek RDMP Balikpapan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena pada saat yang sama kilang eksisting harus terus beroperasi. “Kita harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” ujar Nicke.

Baca juga : Pertamina Subholding Upstream Regional Kalimantan Teken 3 Perjanjian

Nicke menyebut, proyek ini terbagi menjadi dua. Pertama adalah untuk meningkatkan kapasitas terlebih dahulu, kemudian yang kedua adalah meningkatkan kualitas plus meningkatkan produk dari petrochemical dan juga LPG.

“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap Current Account defisitnya Indonesia,” imbuh Nicke.

Nicke menambahkan, kualitas produk yang dihasilkan RDMP Balikpapan juga akan ditingkatkan dari standar Euro2 menjadi Euro5 sehingga lebih ramah lingkungan sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baca juga : Jaga Produksi Tanaman Perkebunan, Kementan Sigap Antisipasi El Nino

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.