Dark/Light Mode

Jaga Produksi Tanaman Perkebunan, Kementan Sigap Antisipasi El Nino

Jumat, 15 September 2023 22:40 WIB
Fausiah T. Ladja, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya saat meninjau tanaman perkebunan. Foto: Istimewa
Fausiah T. Ladja, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya saat meninjau tanaman perkebunan. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - El Nino masih menjadi tantangan besar bagi produksi pertanian maupun perkebunan karena berdampak signifikan terhadap persebaran berbagai penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen, serta kesejahteraan pekebun.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta seluruh jajarannya agar sigap antisipasi hadapi EL Nino dan perkuat sektor pertanian. Dampak El Nino terhadap pertanian termasuk perkebunan akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik.

Selain itu, penyakit akan bermunculan, terutama pada kawasan yang terkena kekeringan ekstrim, dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya tentu tak tinggal diam, terus sigap lakukan antisipasi fenomena El Nino antara lain dengan berkolaborasi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Mamuju Tengah, melakukan ground check ke lokasi Serangan Ulat Api di beberapa desa di Kec. Budong-Budong, Kec Topoyo dan Kec. Polopangale, Kab Mamuju Tengah.

Baca juga : Wapres Maruf Perkuat Kerja Sama Investasi Dengan Fujian

"Perlunya edukasi ke pekebun maupun masyarakat mengenai gejala, serangan dan siklus hidup hama serta rekomendasi pengendalian atau penanganan yang tepat," ujar Fausiah T. Ladja Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.

Fausiah menambahkan, selain itu, kami segera lakukan identifikasi lapang bersama Tim Direktorat Perlindungan Perkebunan, BBPPTP Ambon, dan kolaborasi dengan Tim Karantina Pertanian Mamuju, BSIP Sulbar, untuk melakukan tindakan pengendalian, dengan pendampingan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang membidangi perkebunan, serta dukungan peralatan dari beberapa perusahaan perkebunan setempat.

Lebih lanjut Fausiah menjelaskan, berdasarkan dari hasil pengamatan lapang, secara morfologi merupakan ulat api jenis Darna sp, namun masih harus dikaji kembali karena ada kecenderungan mendekati ke spesies Darna Catetanus sesuai dengan daerah sebar ulat api Sulawesi dan Papua.

Untuk kondisi serangan berada pada fase kepompong dimana sebagian sudah menjadi imago, dan kepompong ini harus di putus siklusnya. Kondisi lapang dengan intensitas serangan berat kurang lebih sebanyak 5-10 larva/per pelepah.

Baca juga : Warga Jakbar Rasakan Manfaat Layanan Cek Kesehatan Gratis dari Kowarteg Ganjar

Terdapat beberapa desa yang terserang di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Budong-Budong, Kecamatan Topoyo dan Kecamatan Polopangale dengan total serangan seluas 211 ha dari total luas kebun kurang lebih 3.117 ha.

"Dalam pengendalian serangan ulat api menggunakan perangkap lampu (lighttrap) dan fogging namun dalam pelaksanaannya terdapat keterbatasan sprayer. Upaya yang sudah dilakukan, diantaranya sampai hari ini seluas 60 Ha telah dikendalikan dengan fogging karena berada pada fase imago dan kepompong, jadi ini harus segera di putus siklusnya," jelasnya.

Menurut Fausiah, tindakan yang akan dilakukan kedepannya, berupa populasi kupu ngengat, yang belum di fogging seluas 50-150 ha, untuk itu direncanakan tim akan segera mengawal pelaksanaan fogging dan penentuan mengenai bahan aktif yang akan diaplikasikan.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, dampak dari El Nino berupa cuaca ekstrem menyebabkan kekeringan dan munculnya berbagai serangan hama pada kebun tanaman perkebunan.

Baca juga : Hasilkan 2 Dokumen Penting Ketenagakerjaan, Menaker Apresiasi KTT ASEAN

Hal ini terlihat dari munculnya hama ulat api pada tanaman kelapa sawit di Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat.

Perlu kerja sama seluruh pihak dan stakeholders terkait, untuk menanggulangi serangan hama ini sehingga kita berencana akan melaksanakan rapat koordinasi dengan provinsi-provinsi untuk mengantisipasi serangan ulat api di sentra-sentra kebun sawit.

"Diharapkan dengan adanya tindakan pencegahan dan pengendalian secara tepat dan benar, dapat mencegah kerugian atau melindungi tanaman perkebunan dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Ini penting untuk dilakukan demi menjaga keberlanjutan produksi sehingga hasil produksi tetap terjaga mutu dan kualitasnya," harapnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.