Dark/Light Mode

Kementerian ESDM Genjot Penggunaan BBN

Senin, 9 Oktober 2023 18:15 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Ist)
Menteri ESDM Arifin Tasrif. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri ESDM, Arifin Tasrif terus mendorong pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk sektor transportasi.

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada acara 'Sustainability: Ethanol Talks' yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (9/10). 

Menurut dia, konsumsi  bahan bakar minyak (BBM) Indonesia pada tahun 2022 mencapai lebih dari 1.100 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE). Jumlah ini meningkat sekitar 30 persen apabila dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya, tahun 2012. 

Baca juga : “KPK Dan Kementan” Perlu Jalan Bareng

Lonjakan tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi BBM di sektor industri dan transportasi. Arifin mengatakan, sebagian besar dari kebutuhan domestik tersebut, berasal dari impor, terutama bensin.

"Impor bensin meningkat dari sekitar 123 juta barel di tahun 2015 menjadi 138 juta barel di tahun 2022. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor bahan bakar tentunya akan membahayakan ketahanan energi nasional," jelasnya.

Oleh karena itu, sebut Arifin, pemerintah tengah berusaha untuk mengurangi ketergantungan impor minyak, dengan mengembangkan BBN. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber BBN yang besar.

Arifin mencontohkan program biodiesel. Menurut dia, hingga Februari 2023 program biodiesel campurannya sudah naik mencapai 35 persen atau B35.

Baca juga : Implementasi ASOCA Menuju Pemilu Transparan

"Implementasi program biofuel juga dimaksudkan untuk mengurangi emisi hingga 31,9 persen di bawah BAU (Business as Usual) pada tahun 2030, dan memenuhi target bauran energi sebesar 23 persen pada 2025," tambahnya.

Sementara untuk program bioetanol, Arifin mengatakan, program tersebut belum dapat berjalan secara optimal. Pada tahun 2008-2009 dan 2015-2016 pencampuran bioetanol dilakukan dalam skala kecil, dan pada akhirnya harus dihentikan karena kurangnya bahan baku, harga bahan baku yang mahal, serta terbatasnya infrastruktur pendukung program bioetanol.

Meski demikian, pada November tahun 2022 lalu, Presiden Jokowi telah mencanangkan program bioetanol dari tanaman tebu di Mojokerto, Jawa Timur untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Kemudian pencampuran bioetanol juga tengah dilaksanakan Pertamina melalui campuran bensin Etanol 5 persen dengan Ron 95 pada produk Pertamax Green 95 yang saat ini telah tersedia di beberapa SPBU di Surabaya dan Jakarta.

Baca juga : Kementan Optimistis Jaga Pertanaman Di Masa El Nino

Lebih lanjut, Arifin mengatakan, untuk mendukung keberlanjutan mandatori bioetanol ke depan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

"Perpres tersebut didorong karena terbatasnya bahan baku tebu, dan juga terbentur dengan masalah pangan, sehingga pemerintah mendorong pengembangan bahan bakar nabati berbasis potensi lokal dan akan menciptakan pasar baru bagi produk pertanian lokal," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.