Dark/Light Mode

OJK: Sektor Jasa Keuangan Tanah Air Stabil

Selasa, 10 Oktober 2023 00:23 WIB
Konferensi pers OJK. (Foto: Ist)
Konferensi pers OJK. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) menilai, sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil. 

Hal ini didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko higher for longer suku bunga global.

Baca juga : Mou Kepikiran Mau Pindah Ke Arab Saudi

Divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di AS, tingkat inflasi yang masih tinggi di tengah masih solidnya kinerja perekonomian mendorong kebijakan The Fed diprediksi lebih hawkish. 

Di Eropa, meski kinerja perekonomian terus lemah, tingkat inflasi yang masih tinggi sehingga otoritas moneter Eropa kembali menaikkan suku bunganya namun mengisyaratkan tingkat suku bunga saat ini telah mencapai puncaknya.

Baca juga : Gaet Investor, MRT Jakarta All Out Kembangan Kawasan Berorientasi Transit/TOD

“Sementara itu di China, pemulihan ekonomi yang belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global. Sedangkan insentif fiskal dan moneter yang dikeluarkan otoritas masih terbatas,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/10).

Perkembangan tersebut sambung Mahendra, mendorong berlanjutnya kenaikan yield surat utang di AS dan penguatan Dolar AS, sehingga menyebabkan tekanan outflow dari pasar emerging markets termasuk Indonesia. Volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren meningkat.

Baca juga : JK Mesra Dengan Puan, Airlangga Tak Mau Pindah Ke Lain Hati

Di perekonomian domestik, tingkat inflasi meningkat 3,27 persen yoy, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 3,3 persen, didorong oleh kenaikan harga sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama kategori makanan, minuman dan tembakau. Tren pergerakan inflasi inti masih melambat, menurun menjadi 2,18 persen, yang tercermin juga dari rendahnya penjualan ritel. 

“Namun demikian, kinerja sektor korporasi relatif masih baik terlihat dari PMI Manufaktur yang terus berada di zona ekspansi dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus,” ujarnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.